Ilham 'Ngotot' Al Falah Tetap Caplok Muamalat, Kenapa?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 December 2019 09:07
Ilham 'Ngotot' Al Falah Tetap Caplok Muamalat, Kenapa?
Foto: Komisaris Utama PT Bank Muamalat, Ilham Habibie.(CNBC Indonesia/Cantika Dinda)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ilham Habibie founder Al Falah Investments PTE Limited bersikeras ingin menyuntikkan modal kepada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Padahal konsorsium investasi yang diajukan pernah ditolak OJK.

Ilham Habibie juga merupakan Komisaris Utama Bank Muamalat mengatakan, Al Falah merupakan salah satu investor yang paling siap untuk menyuntikkan modal ke bank syariah pertama di Indonesia ini.

"Ya masih seperti semula, jadi pernah ada penawaran dari Al Falah itu masih berlaku tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan. OJK tidak menyetujui itu, jadi masih dalam bahasan," ujar Ilham seusai RUPS Luar Biasa Bank Muamalat, Senin (16/12/2019).

Ilham menegaskan hanya konsorsium Al Falah yang paling terdepan dan termaju dalam menyuntikkan modal ke Muamalat. Konsorsium ini sebelumnya telah memiliki komitmen suntikan modal sebesar Rp 4 triliun.

"Saya kira itu udah ada pernyataan dari OJK kan. Jadi dalam hal itu, dia (OJK) minta Rp 4 triliun di escrow, waktu itu di-escrow Rp 2 triliun. Tapi sudah ditarik lagi, sudah lama. Karena tidak sustain," ujarnya.

Meski demikian, bila OJK tak mengizinkan konsorsium Al Falah untuk masuk ke pemegang saham Muamalat, maka pihaknya akan mencari investor lain.

Untuk diketahui, pemegang saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) melanjutkan rencana penawaran umum terbatas atau rights issue sebelumnya senilai Rp 3,29 triliun dan penerbitan sukuk Rp 6 triliun untuk menambah permodalan perseroan.

Atas rencana ini, Direktur Utama BMI Achmad Kusna Permana, menegaskan Islamic Development Bank (IDB) siap untuk terdilusi kepemilikan sahamnya dalam penerbitan saham baru ini.

Dia menyebutkan IDB tidak bisa lagi menjadi pemegang saham pengendali karena adanya kebijakan internal yang membatasi kepemilikan saham di sebuah institusi maksimal 20%. Dengan aturan ini, IDB tidak bisa menambah kepemilikan saham.

Saat ini IDB memiliki 32,74% saham Bank Muamalat, Bank Boubyan 22%, Atwill Holdings Limited 17,91%, National Bank of Kuwait 8,45%, IDF Investment Fondation 3,48% dan pemegang saham lainnya.

"IDB sudah sampaikan, maksimum kepemilikan mereka itu dalam satu korporasi 20 persen dan sekarang 32 persen, sehingga dia tidak bisa menambahkan. [Jadi] mereka welcome untuk masuk siapa pun itu [investor baru], mereka [IDB] welcome untuk terdilusi, masuk pemegang saham baru, mereka sudah sampaikan sejak dulu seperti itu posisinya," tegasnya usai RUPSLB di Jakarta, Senin ini (16/12/2019).

[Gambas:Video CNBC]



Direktur Utama BMI Achmad Kusna Permana mengatakan sedang melakukan diskusi dan sedang menyusun kemungkinan rencana bisnis dengan BUMN.

"Kita sedang diskusikan seperti apa lagi, sedang di arrangement yang mungkin bisa dilakukan dengan BUMN. Tapi tentunya dengan B2B. B2B bukan seperti yang diberitakan. Karena (format kerja sama dengan) BUMN sendiri peluang bisnis yang bisa dilakukan, sedang kita formulasikan," kata Ahmad usai rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Senin (16/12/2019).

Achmad menyampaikan, pembicaraan terkait bisnis dengan BUMN dilakukan dilakukan oleh tim yang bukan dipimpin oleh dirinya.

"Saya tidak bisa disclose, tapi sedang saya formulasikan. Apakah dari Himbara atau tempat lain, tapi yang jelas meet dengan ekspetasi kita mendapatkan persetujuan OJK dan mendapat (restu) pemegang saham mayoritas," kata Achmad.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir membantah isu BUMN akan menyelamatkan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pasalnya, Bank Muamalat merupakan bank swasta dan dimiliki investor asing.

"Bukan saya, itu kan nggak ada hubungannya sama BUMN. Bank Muamalat kan bukan BUMN," tegas Erick di Jakarta, Senin (11/11/2019).
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular