Wapres Ma'ruf Amin Soal Muamalat: Serahkan ke OJK
20 November 2019 16:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan sangat mudah jika mengambil tindakan dengan cara menutup Bank Muamalat yang hingga kini belum jelas bagaimana solusi penyelamatannya.
Dia menyebut, meski dianggap mudah, namun itu bukan lah opsi yang diinginkan pemerintah dalam menentukan nasib bank syariah pertama di Indonesia itu.
"Saya kira, kalau bisa dikuatkan kenapa harus ditutup. Solusi paling baik, dikuatkan..dikembangkan. Kalau nutup gampang. Kita mencari penyelesaian bukan seperti itu," katanya di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Saat ini, pemerintah memang menyerahkan proses penyelamatan Bank Muamalat kepada otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemerintah berharap, OJK bisa menemukan investor yang tepat, untuk menyembuhkan Bank Muamalat.
"Serahkan ke OJK, sebagai lembaga yang punya otoritas untuk menyelesaikan masalah Bank Muamalat dan menggandeng investor yang layak dan pantas," ujarnya.
Ma'ruf yang pernah menjadi dewan pengawas syariah di Bank Muamalat yakin, jika brand branding bank syariah tersebut masih sangat kuat. "Bagaimana menguatkan, mengembangkan Bank Muamalat, secara brand sudah kuat. Jangan dibiarkan kemudian menjadi mati," tegasnya.
Sebelumnya, Pakar perbankan syariah M. Syafii Antonio menilai penyehatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk lebih baik dilakukan oleh konsorsium bank milik negara (BUMN).
"Sebetulnya Bank Himbara lebih bagus mengambil dibandingkan bank syariah lain kayak Bank Syariah Mandiri atau unit usaha syariah lainnya karena kemampuan capital Bank Syariah Mandiri, atau BNI Syariah, untuk mengangkat Bank Muamalat terlalu berat," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (18/11/2019).
Menurutnya, Bank Himbara memiliki kemampuan untuk mendukung permodalan Bank Muamalat yang diperkirakan mencapai Rp 16 triliun. Apalagi Bank Muamalat masih memiliki aset yang masih berharga.
(dob/dob)
Dia menyebut, meski dianggap mudah, namun itu bukan lah opsi yang diinginkan pemerintah dalam menentukan nasib bank syariah pertama di Indonesia itu.
"Saya kira, kalau bisa dikuatkan kenapa harus ditutup. Solusi paling baik, dikuatkan..dikembangkan. Kalau nutup gampang. Kita mencari penyelesaian bukan seperti itu," katanya di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Saat ini, pemerintah memang menyerahkan proses penyelamatan Bank Muamalat kepada otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemerintah berharap, OJK bisa menemukan investor yang tepat, untuk menyembuhkan Bank Muamalat.
"Serahkan ke OJK, sebagai lembaga yang punya otoritas untuk menyelesaikan masalah Bank Muamalat dan menggandeng investor yang layak dan pantas," ujarnya.
Ma'ruf yang pernah menjadi dewan pengawas syariah di Bank Muamalat yakin, jika brand branding bank syariah tersebut masih sangat kuat. "Bagaimana menguatkan, mengembangkan Bank Muamalat, secara brand sudah kuat. Jangan dibiarkan kemudian menjadi mati," tegasnya.
Sebelumnya, Pakar perbankan syariah M. Syafii Antonio menilai penyehatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk lebih baik dilakukan oleh konsorsium bank milik negara (BUMN).
"Sebetulnya Bank Himbara lebih bagus mengambil dibandingkan bank syariah lain kayak Bank Syariah Mandiri atau unit usaha syariah lainnya karena kemampuan capital Bank Syariah Mandiri, atau BNI Syariah, untuk mengangkat Bank Muamalat terlalu berat," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (18/11/2019).
Menurutnya, Bank Himbara memiliki kemampuan untuk mendukung permodalan Bank Muamalat yang diperkirakan mencapai Rp 16 triliun. Apalagi Bank Muamalat masih memiliki aset yang masih berharga.
Artikel Selanjutnya
Pak Jokowi, Jangan Korbankan BUMN untuk Selamatkan Muamalat!
(dob/dob)