
Trading Forex: Yen Belum Respons Kesepakatan AS-China
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 December 2019 10:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (16/12/2019), meski masih terbatas.
Pada pukul 10:13 WIB, yen diperdagangkan di level 109,37/US$, melemah tipis 0,01% di di pasar spot, melansir data refinitiv.
AS dan China yang mencapai kesepakatan dagang fase satu menjadi kabar bagus yang membuat yen kurang menarik. Yen merupakan mata uang yang menyandang status aset aman (safe haven), daya tariknya akan meningkat di saat pasar finansial penuh ketidakpastian.
Meski demikian, pelaku pasar masih kurang sreg dengan kesepakatan dagang fase satu. Sebabnya, kesepakatan tersebut belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang artinya belum akan berlaku.
Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, mengatakan kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Hal ini yang membuat pelemahan yen masih terbatas.
Dalam kesepakatan dagang fase satu, Lighthizer menyebutkan China berkomitmen untuk membeli barang dan jasa AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Negeri Tiongkok juga akan membeli produk pertanian AS senilai US$ 32 miliar. Selain itu, China juga akan melakukan pembelian produk pertanian senilai US$ 5 miliar di luar angka-angka tersebut
Tercapainya kesepakatan dagang safe satu AS-China juga diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump melalui akun Twitternya.
"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.
Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan bea masuk importasi produk dari China yang seharusnya berlaku pada 15 Desember resmi dibatalkan.
"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.
Kini pelaku pasar tinggal menanti kesepakatan fase satu tersebut ditandatangani, sembari berharap tidak ada lagi eskalasi hubungan dagang kedua negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Sepekan Naik 1,5%, Dolar AS di Level Tertinggi 7 Bulan vs Yen
Pada pukul 10:13 WIB, yen diperdagangkan di level 109,37/US$, melemah tipis 0,01% di di pasar spot, melansir data refinitiv.
AS dan China yang mencapai kesepakatan dagang fase satu menjadi kabar bagus yang membuat yen kurang menarik. Yen merupakan mata uang yang menyandang status aset aman (safe haven), daya tariknya akan meningkat di saat pasar finansial penuh ketidakpastian.
Meski demikian, pelaku pasar masih kurang sreg dengan kesepakatan dagang fase satu. Sebabnya, kesepakatan tersebut belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang artinya belum akan berlaku.
Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, mengatakan kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Hal ini yang membuat pelemahan yen masih terbatas.
Dalam kesepakatan dagang fase satu, Lighthizer menyebutkan China berkomitmen untuk membeli barang dan jasa AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Negeri Tiongkok juga akan membeli produk pertanian AS senilai US$ 32 miliar. Selain itu, China juga akan melakukan pembelian produk pertanian senilai US$ 5 miliar di luar angka-angka tersebut
Tercapainya kesepakatan dagang safe satu AS-China juga diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump melalui akun Twitternya.
"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.
Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan bea masuk importasi produk dari China yang seharusnya berlaku pada 15 Desember resmi dibatalkan.
"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.
Kini pelaku pasar tinggal menanti kesepakatan fase satu tersebut ditandatangani, sembari berharap tidak ada lagi eskalasi hubungan dagang kedua negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Sepekan Naik 1,5%, Dolar AS di Level Tertinggi 7 Bulan vs Yen
Most Popular