Trading Forex: Yen Akhirnya Kembali ke Fitrah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2019 10:03
Dalam dua hari terakhir, yen melawan fitrahnya sebagai aset aman (safe haven).
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (11/12/2019) akibat membaiknya sentimen pelaku pasar merespon kabar dari Gedung Putih.

Dalam 2 hari terakhir, yen melawan fitrahnya sebagai aset aman (safe haven). Di kala sentimen pelaku pasar membaik di hari awal pekan yen juga ikut menguat, sebaliknya Selasa kemarin sentimen pelaku pasar memburuk, tetapi yen malah ikut melemah.



Pagi ini pukul 9:30 WIB, yen diperdagangkan di level 108,71/US$ melemah 0,02%, setelah sebelumnya sempat melemah 0,13% ke level 108,84/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.



Gedung Putih mengirim pasar yang bagus terkait perundingan dagang AS dengan China. Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan menunda pengenaan bea masuk tambahan untuk importasi produk dari China yang seharusnya berlaku mulai 15 Desember nanti.

CNBC International mengutip Wall Street Journal melaporkan negosiator dari AS dan China "sedang meletakkan landasan" untuk menunda kenaikan bea masuk sebesar 15% terhadap produk China dengan total nilai US$ 160 miliar.

Menteri Pertanian AS, Sonny Purdue, juga mengungkapkan jika Presiden Trump kemungkinan akan menunda bea masuk tambahan.

"Saya tidak merasa Bapak Presiden mau menerapkan bea masuk baru. Namun harus ada sesuatu yang mendorongnya untuk tidak menerapkan itu. Semoga sinyal dari China untuk kedelai dan daging babi bisa menjadi jalan ke arah sana," kata Purdue, seperti diberitakan Reuters.



Pernyataan Purdue juga diperkuat oleh Kepala Staff Gedung Putih Mick Mulvaney. Dia menyebut AS-China berada di jalur yang benar untuk mencapai kesepakatan dagang fase I.

"Saya rasa arah menuju kesepakatan dagang fase I cukup baik. Namun Bapak Presiden tidak merasa tertekan untuk menandatangani kesepakatan sebelum Pemilu 2020," kata Mulvaney, seperti dikutip dari Reuters.

Berita dari tersebut berhembus saat bursa saham AS sudah ditutup sehingga belum sempat merespon, tetapi indeks berjangka AS sudah menguat merespon kabar baik itu. Kemudian mayoritas bursa saham Asia menghijau pada hari ini, yang menjadi indikasi sentimen pelaku pasar sedang bagus. Dampaknya yen yang menyandang status safe haven menjadi tidak dilirik. 

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Panasnya AS-Iran Bawa Yen ke Level Terkuat Tiga Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular