AS-China Resmi Damai, Masalah deh Bagi Harga Emas Dunia

Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 December 2019 10:38
AS-China Resmi Damai, Masalah deh Bagi Harga Emas Dunia
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali melemah pada perdagangan Jumat lalu (13/12/2019) melanjutkan pelemahan Kamis sebelumnya. Padahal sebelumnya emas menunjukkan pergerakan menjanjikan setelah melewati level US$ 1.480/troy ons kemarin.

Data Refinitiv mencatat, Kamis lalu, di awal perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) harga emas menguat 0,82% ke level US$ 1.486,8/troy ons. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis dini hari menjadi penopang penguatan emas.

The Fed mempertahankan suku bunga 1,5-1,75% setelah melakukan pemangkasan tiga kali pemangkasan di tahun ini, masing-masing sebesar 25 basis poin (bps).



Tetapi bank sentral paling powerful di dunia ini juga mengindikasikan suku bunga tidak akan dinaikkan pada tahun depan, dolar AS langsung rontok dan harga emas melesat 0,74%.

Emas global merupakan aset yang dibanderol mata uang Paman Sam, ketika dolar AS melemah maka harganya akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan bisa meningkat.

Selain itu sebagai aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah akan membuat berinvestasi emas menjadi lebih menguntungkan karena opportunity cost (biaya yang ditanggung dalam berinvestasi di emas dan mengabaikan aset lainnya) menjadi rendah.


Gegara Trump
Namun, pergerakan menjanjikan emas tersebut seketika lenyap, logam mulai ini berbalik melemah setelah ada kabar bagus mengenai perundingan dagang dari AS.

CNBC International
melaporkan secara prinsip AS dan China sudah mencapai kesepakatan dagang fase satu. Presiden AS Donald Trump mencuit di Twitter bahwa kesepakatan besar untuk fase pertama sudah tercapai dengan China.

"Mereka setuju terhadap banyak perubahan struktural dan pembelian produk pertanian, produk energi dan manufaktur yang masif, serta masih banyak lagi," ujarnya.

Dia melanjutkan bahwa tarif impor 25% yang sudah berlaku akan tetap berlaku, tetapi tarif penalti yang dijadwalkan berlaku pada 15 Desember tidak akan diberlakukan karena kesepakatan sudah terjadi.


Dalam kesepakatan dagang fase satu, AS akan membatalkan kenaikan bea masuk tambahan 15% terhadap importasi produk dari China senilai US$ 156 miliar. Selain itu bea masuk yang berlaku saat ini untuk produk senilai US$ 360 miliar akan dikurangi setengahnya, sebagaimana dilansir CNBC International yang mengutip dua orang sumber.

Setelah berhembus kabar tersebut, emas langsung berbalik arah, mengakhiri perdagangan Kamis di level US$ 1.469,33/troy ons atau melemah 0,37%. Pelemahan emas masih berlanjut hingga hari ini.

Lantas bagaimana prediksi harga emas global?

Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Emas Yang Malang, Mau Menguat Tapi Dijegal AS-ChinaGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak di wilayah negatif, sementara histogramnya masih di wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas masih berkonsolidasi.

Emas Yang Malang, Mau Menguat Tapi Dijegal AS-ChinaGrafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan memasuki wilayah jenuh beli (overbought).

Emas kini di atas US$ 1.465/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Selama bertahan di atas level tersebut, emas berpeluang naik ke US$ 1,672/troy ons. Resisten (tahanan atas) jika level tersebut dilewati berada di US$ 1.472/troy ons.

Sebaliknya jika menembus ke bawah support, emas berisiko turun ke US$ 1,462/troy ons, Penembusan di bawah level tersebut akan membawa harga turun ke US$ 1.458/troy ons, atau lebih dalam ke US$ 1.453/troy ons.

Selama di bawah US$ 1.480/troy ons, emas masih cenderung melemah.

Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 4.000 (0,57%) kembali ke atas level psikologis Rp 700.000/gram, tepatnya menjadi Rp 701.000 per gram pada perdagangan Sabtu kemarin (14/12/2019), dari Rp 697.000/gram Jumat lalu.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 70,1 juta dari harga kemarin Rp 69,7 juta per batang. 

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik duluan kemarin akibat penurunan nilai tukar dolar AS.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

[Gambas:Video CNBC]

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 2.000/gram kemarin menjadi Rp 663.000/gram dari Rp 661.000/gram pada Jumat lalu.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut. 

Untuk sepekan, penguatan harga hari ini membuat harga emas Antam kembali ke posisi yang sama pada Sabtu pekan lalu. Padahal, kenaikan yang terjadi pada emas global di pasar spot lebih besar lagi yaitu 1,1% dari US$ 1.459/troy ounce pada periode yang sama.


TIM RISET CNBC INDONESIA

 
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular