
Sumitomo Hingga DBS Adu Rayu, Permata Jatuh ke Bangkok Bank
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
14 December 2019 18:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menjadi isu hangat selama satu tahun lebih, PT Bank Permata Tbk (BNLI) akhirnya resmi diakuisisi oleh Bangkok Bank. Nilai transaksi akuisisi tersebut mencapai Rp 37,43 triliun untuk 89,12% atas saham yang dimiliki oleh Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII).
Transaksi ini memang baru permulaan, pihak-pihak yang bertransaksi baru sebatas menandatangani conditional sales purchase agreement (CSAP). Transaksi diharapkan akan selesai pada tahun 2020.
Bangkok Bank juga mengantisipasi akan melakukan penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk sisa 10,88%. Nah nantinya total yang harus dibayar Bangkok Bank atas 100% saham Bank Permata kira-kira Rp 42 triliun.
Harga per saham untuk 89,12% saham Bank Permata yang dibeli Bangkok Bank senilai Rp 1.498/unit atau price book value (PBV) sebesar 1,77 kail.
Menurut manajemen Bangkok Bank, penyelesaian transaksi mengikuti persetujuan regulator dari Bank of Thailand dan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) serta persetujuan rapat umum pemegang saham Bangkok Bank.
Akuisisi ini akan dibiayai melalui perpaduan sumber daya internal dan kegiatan pendanaan rutin Bangkok Bank. J.P.Morgan bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Astra dan Standard Chartered.
"Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama bagi kami, karena Indonesia adalah salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung, demografi yang menguntungkan, dan dengan peningkatan integrasi regional ASEAN," kata Piti Sithi-Amnuai, Chairman Bangkok Bank dalam siaran pers, Kamis (12/12/2019).
"Kami sangat menanti kesempatan untuk dapat bekerja sama dan mendukung manajemen dan karyawan Permata agar dapat terus mengalami peningkatan ke tingkat berikutnya," tambah Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich, dalam siaran pers yang sama.
Bangkok Bank adalah bank Thailand dengan jaringan internasional paling luas, yang hadir di 14 negara dengan pinjaman internasional melalui jaringan ini menyumbang 17% dari total pinjaman Bank.
Bank ini beroperasi secara internasional pada 31 lokasi di 14 negara berkembang, termasuk China, Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Taiwan, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat.
Bangkok Bank memiliki lebih dari 17 juta nasabah retail dan beroperasi di hampir 1.200 cabang.
Bangkok Bank telah mengadopsi strategi menghubungkan kawasan Asia untuk mendukung klien melakukan ekspansi ke luar negeri, dan jaringan internasional Bangkok Bank telah menjadi faktor penting dalam keberlanjutan pertumbuhan bisnisnya.
Akuisisi Permata selanjutnya akan memperkuat komitmen Bangkok Bank berbisni di Indonesia, yang telah hadir sejak 1968. Ini sekaligus mengukuhkan posisi Bangkok Bank sebagai pemain regional.
Bangkok Bank bukan satu-satunya pihak yang ingin meminang Bank Permata. Sejumlah nama sempat disebut-sebut tertarik membelinya, seperti Sumitomo Mitsui Banking Corporation, OCBC Singapura, Tahir dari Grup Mayapada, DBS Bank Singapura, Mitzhuo dan PT Bank Mandiri Tbk.
Transaksi ini memang baru permulaan, pihak-pihak yang bertransaksi baru sebatas menandatangani conditional sales purchase agreement (CSAP). Transaksi diharapkan akan selesai pada tahun 2020.
Bangkok Bank juga mengantisipasi akan melakukan penawaran tender wajib (mandatory tender offer) untuk sisa 10,88%. Nah nantinya total yang harus dibayar Bangkok Bank atas 100% saham Bank Permata kira-kira Rp 42 triliun.
Harga per saham untuk 89,12% saham Bank Permata yang dibeli Bangkok Bank senilai Rp 1.498/unit atau price book value (PBV) sebesar 1,77 kail.
Akuisisi ini akan dibiayai melalui perpaduan sumber daya internal dan kegiatan pendanaan rutin Bangkok Bank. J.P.Morgan bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Astra dan Standard Chartered.
"Ekspansi internasional adalah strategi utama kami. Indonesia khususnya adalah fokus utama bagi kami, karena Indonesia adalah salah satu ekonomi utama yang tumbuh paling cepat di Asia dengan fundamental makroekonomi yang sangat mendukung, demografi yang menguntungkan, dan dengan peningkatan integrasi regional ASEAN," kata Piti Sithi-Amnuai, Chairman Bangkok Bank dalam siaran pers, Kamis (12/12/2019).
"Kami sangat menanti kesempatan untuk dapat bekerja sama dan mendukung manajemen dan karyawan Permata agar dapat terus mengalami peningkatan ke tingkat berikutnya," tambah Presiden Bangkok Bank Chartsiri Sophonpanich, dalam siaran pers yang sama.
Bangkok Bank adalah bank Thailand dengan jaringan internasional paling luas, yang hadir di 14 negara dengan pinjaman internasional melalui jaringan ini menyumbang 17% dari total pinjaman Bank.
Bank ini beroperasi secara internasional pada 31 lokasi di 14 negara berkembang, termasuk China, Kamboja, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Taiwan, Vietnam, Inggris, dan Amerika Serikat.
Bangkok Bank memiliki lebih dari 17 juta nasabah retail dan beroperasi di hampir 1.200 cabang.
Bangkok Bank telah mengadopsi strategi menghubungkan kawasan Asia untuk mendukung klien melakukan ekspansi ke luar negeri, dan jaringan internasional Bangkok Bank telah menjadi faktor penting dalam keberlanjutan pertumbuhan bisnisnya.
Akuisisi Permata selanjutnya akan memperkuat komitmen Bangkok Bank berbisni di Indonesia, yang telah hadir sejak 1968. Ini sekaligus mengukuhkan posisi Bangkok Bank sebagai pemain regional.
Bangkok Bank bukan satu-satunya pihak yang ingin meminang Bank Permata. Sejumlah nama sempat disebut-sebut tertarik membelinya, seperti Sumitomo Mitsui Banking Corporation, OCBC Singapura, Tahir dari Grup Mayapada, DBS Bank Singapura, Mitzhuo dan PT Bank Mandiri Tbk.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular