OJK Sebut Industri Reksa Dana Sempat Bergejolak
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 December 2019 14:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan sempat terjadi gejolak di industri reksa dana nasional tahun ini, setelah imbal hasil sejumlah produk reksa dana saham mengalami kejatuhan harga dalam.
Meski diwarnai gejolak, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen menyampaikan pertumbuhan pasar modal domestik masih cukup terjaga di tengah gejolak perang dagang. Demikian juga halnya dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 5 Desember yang tercatat naik 9% menjadi Rp 550 triliun.
"Pengeloaan investasi diwarnai gejolak, tapi kinerja reksa dana masih tumbuh," kata Hoesen, saat menyampaikan pidato kunci di acara Seminar Economic Outlook 2020 di Bursa Efek Indonesia, Selasa (10/12/2019).
Seperti disampaikan sebelumnya, menurut Hoesen, OJK akan menindaklanjuti perusahaan manajer investasi lainnya jika ada temuan baru dari hasil pemeriksaan.
"Ya nanti kita lihatlah, kalau ada beberapa temuan. Sekarang kita bisa mengawasi itu dari sisi portfolionya dibantu oleh tim KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) ada s-Invest jadi mulai dari mark to market [harga pasar], market monitor, terus compliance terhadap beberapa regulasi terkait dengan produk," kata Hoesen.
Hoesen melanjutkan, OJK akan mulai melakukan pengawasan mulai dari produknya, compliance produk dan cara pengelolaan reksa dana.
Sekadar mengingatkan, dari data Infovesta Utama, sebanyak 18 produk reksa dana berkinerja negatif dengan level yang ekstrim, yaitu imbal hasil (return) ambles di atas 30% dari awal tahun hingga awal November ini.
Beberapa di antara ke-18 reksa dana itu, dari total reksa dana beredar 1.914 produk, diduga terpapar jatuhnya harga beberapa saham pada periode yang sama hingga awal pekan ini.
OJK juga sempat membubarkan 6 produk reksa dana PT Minna Padi Aset Manajemen dan melakukan suspensi atas PT Narada Aset Manajemen dan PT Pratama Capital Asset Management.
Masalah mencuatnya reksa dana belakangan ini juga dikemukakan President Director Mandiri PT Mandiri Manajemen Investasi, Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa. Oleh karena itu, kata Nurdiaz, investor harus lebih cermat dan jangan terbujuk oleh jaminan imbal hasil tertentu oleh beberapa manajemen investasi, terutama di produk reksa dana saham, pasalnya dengan situasi sekarang, pasar saham justru sedang terkoreksi.
"Beberapa reksa dana bermasalah dalam situasi sekarang, untuk return saham agak sulit. Jangan sampai terbujuk oleh guarantee return oleh beberapa MI. Padahal, aset yang dijaminkan saham, kok dapat return guarantee, itu tidak benar," pungkasnya.
(hps/hps) Next Article Minna Padi Siap Lego Saham yang Jadi Aset Dasar 6 Reksa Dana
Meski diwarnai gejolak, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen menyampaikan pertumbuhan pasar modal domestik masih cukup terjaga di tengah gejolak perang dagang. Demikian juga halnya dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 5 Desember yang tercatat naik 9% menjadi Rp 550 triliun.
"Pengeloaan investasi diwarnai gejolak, tapi kinerja reksa dana masih tumbuh," kata Hoesen, saat menyampaikan pidato kunci di acara Seminar Economic Outlook 2020 di Bursa Efek Indonesia, Selasa (10/12/2019).
Seperti disampaikan sebelumnya, menurut Hoesen, OJK akan menindaklanjuti perusahaan manajer investasi lainnya jika ada temuan baru dari hasil pemeriksaan.
"Ya nanti kita lihatlah, kalau ada beberapa temuan. Sekarang kita bisa mengawasi itu dari sisi portfolionya dibantu oleh tim KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) ada s-Invest jadi mulai dari mark to market [harga pasar], market monitor, terus compliance terhadap beberapa regulasi terkait dengan produk," kata Hoesen.
Hoesen melanjutkan, OJK akan mulai melakukan pengawasan mulai dari produknya, compliance produk dan cara pengelolaan reksa dana.
Sekadar mengingatkan, dari data Infovesta Utama, sebanyak 18 produk reksa dana berkinerja negatif dengan level yang ekstrim, yaitu imbal hasil (return) ambles di atas 30% dari awal tahun hingga awal November ini.
Beberapa di antara ke-18 reksa dana itu, dari total reksa dana beredar 1.914 produk, diduga terpapar jatuhnya harga beberapa saham pada periode yang sama hingga awal pekan ini.
OJK juga sempat membubarkan 6 produk reksa dana PT Minna Padi Aset Manajemen dan melakukan suspensi atas PT Narada Aset Manajemen dan PT Pratama Capital Asset Management.
Masalah mencuatnya reksa dana belakangan ini juga dikemukakan President Director Mandiri PT Mandiri Manajemen Investasi, Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa. Oleh karena itu, kata Nurdiaz, investor harus lebih cermat dan jangan terbujuk oleh jaminan imbal hasil tertentu oleh beberapa manajemen investasi, terutama di produk reksa dana saham, pasalnya dengan situasi sekarang, pasar saham justru sedang terkoreksi.
"Beberapa reksa dana bermasalah dalam situasi sekarang, untuk return saham agak sulit. Jangan sampai terbujuk oleh guarantee return oleh beberapa MI. Padahal, aset yang dijaminkan saham, kok dapat return guarantee, itu tidak benar," pungkasnya.
(hps/hps) Next Article Minna Padi Siap Lego Saham yang Jadi Aset Dasar 6 Reksa Dana
Most Popular