
Banyak MI Lepas Saham, Bos BEI: Pengaruhnya Kecil ke IHSG
Monica Wareza, CNBC Indonesia
03 December 2019 11:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu lalu tidak semata karena aktivitas manajer investasi yang melepas melepas sejumlah saham. Sentimen dari global juga menjadi salah satu triger yang membuat IHSG terkoreksi dalam.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dampak dari banyaknya reksa dana yang dihentikan ini tak terlalu besar, sebab koreksi ini indeks ini justru disebabkan karena banyaknya saham bluechip yang dilego oleh investor.
"Nggak lah, itu pengaruhnya kecil kita udah liat dari research itu biasa saja pengaruhnya, lebih banyak ke eksternal karena kita lihat dari penurunan banyak dari saham bluechip memang turun dan regional juga turun jadi wajar aja," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Investor asing masih keluar dari pasar saham domestik. Sejumlah kasus reksa dana yang mencuat sejak dua pekan lalu membuat asing kurang percaya diri untuk masuk ke pasar saham domestik.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), jual bersih atau net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 25,09 miliar. Sementara itu, net sell asing di seluruh pasar mencapai Rp 31,7 miliar hingga pukul 10.20 WIB.
Dalam 3 bulan terakhir total net sell asing di pasar reguler sudah mencapai Rp 16,4 triliun. Sementara dalam tahun berjalan atau year to date, total net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 25,79 triliun.
Keluarnya asing tersebut terjadi pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini sedang menguat 1,12% ke level 6.078,91.
Menurut Panin Sekuritas dalam risetnya pagi ini, IHSG sedang rebound melanjutkan penguatan akhir pekan lalu.
"Sisi buruknya, asing selalu Jual pascaterjadinya kasus reksa dana," tulis riset Panin Sekuritas, Senin (02/11/2019).
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pembekuan beberapa produk reksa dana dan pengetatan pengawasan terhadap perusahaan manajer investasi dengan kinerja produk yang turun signifikan.
OJK sudah membekukan 6 reksa dana milik PT Minna Padi Aset Manajemen dan melakukan suspensi atas PT Narada Aset Manajemen.
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dampak dari banyaknya reksa dana yang dihentikan ini tak terlalu besar, sebab koreksi ini indeks ini justru disebabkan karena banyaknya saham bluechip yang dilego oleh investor.
"Nggak lah, itu pengaruhnya kecil kita udah liat dari research itu biasa saja pengaruhnya, lebih banyak ke eksternal karena kita lihat dari penurunan banyak dari saham bluechip memang turun dan regional juga turun jadi wajar aja," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Investor asing masih keluar dari pasar saham domestik. Sejumlah kasus reksa dana yang mencuat sejak dua pekan lalu membuat asing kurang percaya diri untuk masuk ke pasar saham domestik.
Dalam 3 bulan terakhir total net sell asing di pasar reguler sudah mencapai Rp 16,4 triliun. Sementara dalam tahun berjalan atau year to date, total net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 25,79 triliun.
Keluarnya asing tersebut terjadi pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini sedang menguat 1,12% ke level 6.078,91.
Menurut Panin Sekuritas dalam risetnya pagi ini, IHSG sedang rebound melanjutkan penguatan akhir pekan lalu.
"Sisi buruknya, asing selalu Jual pascaterjadinya kasus reksa dana," tulis riset Panin Sekuritas, Senin (02/11/2019).
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan pembekuan beberapa produk reksa dana dan pengetatan pengawasan terhadap perusahaan manajer investasi dengan kinerja produk yang turun signifikan.
OJK sudah membekukan 6 reksa dana milik PT Minna Padi Aset Manajemen dan melakukan suspensi atas PT Narada Aset Manajemen.
(hps/hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular