
OJK Sebut Pasar Modal Terjaga, Begini Faktanya
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 December 2019 11:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan kondisi pasar modal Indonesia pada 2019 masih terjaga baik meskipun tensi politik sempat naik saat Pilpres 2019 dan ketegangan geopolitik terkait perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
"Performa pasar modal sangat terkait dengan laju perumbuhan ekonomi global dan domestik. Selama 2019, kita patut bersyukur, indikator kita masih menunjukan perkembangan terjaga, meskipun IHSG masih fluktuatif," kata Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Hoesen, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2019).
Hoesen menampilkan data-data, bahwa selama tahun berjalan 2019 nilai beli bersih (net buy) investor asing mencapai Rp 41,73 triliun. Selain itu, laporan kinerja emiten hingga kuartal III-2019 masih membukukan laba, tetapi secara tahunan pendapatan dan keuntungan masih menunjukan adanya perlambatan.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama Hoesen menyampaikan pasar obligasi lebih baik 2019 dibandingkan 2018. Rata-rata yield obligasi pemeritnah turun 97 bps.
Jumlah emiten baru tahun ini sudah tercatat sebanyak 52 perusahaan. Lalu 50 emiten baru saham dan sisanya emiten obligasi.
Jumlah emisi saham dan obligasi sudah menddekati Rp 160 triliun naik 0,07% secara tahunan. "Hingga akhir tahun emiten penawaran umum akan terus bertambah, jumlahnya kan lebih tinggi dari tahun sebelumnya," tambah Hoesen.
Sementara itu dari industri reksa dana, lanjut Hoesen, sempat diwarnai gejolak, tapi kinerja reksa dana masih tumbuh menggembirakan. Nilai Aset Bersih (NAB) hingga 5 Desember naik hampir 9% menjadi Rp 550 triliun.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
"Performa pasar modal sangat terkait dengan laju perumbuhan ekonomi global dan domestik. Selama 2019, kita patut bersyukur, indikator kita masih menunjukan perkembangan terjaga, meskipun IHSG masih fluktuatif," kata Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Hoesen, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12/2019).
Hoesen menampilkan data-data, bahwa selama tahun berjalan 2019 nilai beli bersih (net buy) investor asing mencapai Rp 41,73 triliun. Selain itu, laporan kinerja emiten hingga kuartal III-2019 masih membukukan laba, tetapi secara tahunan pendapatan dan keuntungan masih menunjukan adanya perlambatan.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama Hoesen menyampaikan pasar obligasi lebih baik 2019 dibandingkan 2018. Rata-rata yield obligasi pemeritnah turun 97 bps.
Jumlah emisi saham dan obligasi sudah menddekati Rp 160 triliun naik 0,07% secara tahunan. "Hingga akhir tahun emiten penawaran umum akan terus bertambah, jumlahnya kan lebih tinggi dari tahun sebelumnya," tambah Hoesen.
Sementara itu dari industri reksa dana, lanjut Hoesen, sempat diwarnai gejolak, tapi kinerja reksa dana masih tumbuh menggembirakan. Nilai Aset Bersih (NAB) hingga 5 Desember naik hampir 9% menjadi Rp 550 triliun.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular