
Trading Forex: Poundsterling Sentuh "Angka Keramat" US$ 1,3

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (3/12/19), dan menyentuh kembali "level keramat" US$ 1,3. Pada 21 Oktober lalu, poundsterling berhasil mencapai level tersebut, tetapi setelahnya berbalik melemah.
Sejak bulan Mei lalu, mata uang Inggris ini tidak pernah mampu bertahan lama di atas level US$ 1,3.
Pada pukul 19:55 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2992, menguat 0,43% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya poundsterling sempat menyentuh level tertinggi hari ini US$ 1,3002.
Reuters mewartakan hasil polling terbaru Pemilihan Umum (Pemilu) Inggris yang menunjukkan Partai Konservatif menambah keunggulan dengan pesaing beratnya Partai Buruh. Hasil polling dari Kantar menunjukkan dalam sepekan terakhir, keunggulan partai yang juga disebut Tory tersebut naik menjadi 12 poin.
Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.
Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.
Sebelumnya hasil survei YouGov yang dirilis pekan lalu juga menunjukkan Tory akan memenangi Pemilu yang akan diadakan 12 Desember mendatang. Tidak hanya itu, Partai Konservatif tidak hanya akan memenangi Pemilu, tetapi juga akan meraih kursi mayoritas parlemen terbanyak sejak tahun 1987.
Survei dari YouGov pada tahun 2017 akurat memprediksi penurunan perolehan kursi Partai Konservatif saat Pemilu 2017 lalu. Namun, kali ini partai yang juga disebut Tory diprediksi akan meraih 359 dari 650 kursi Parlemen Inggris. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak kemenangan Partai Konservatif tahun 1987 saat dipimpin Margaret Thatcher.
Partai Buruh diprediksi mengalami penurunan jumlah kursi dari saat ini 262 menjadi 211 kursi. Sementara, Partai Nasional Skotlandia (SNP) diramal mendapat 43 kursi dan Partai Liberal Demokrat 13 kursi. Partai Brexit yang sedang naik daun beberapa pekan lalu diprediksi tidak meraih kursi.
Jika ramalan YouGov tepat, poundsterling berpotensi terbang tinggi menjauhi level keramat US$ 1,3.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO
