
Batu Bara Lemah Lunglai, Harga Masih di Bawah US$ 70/ton
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 October 2019 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara kembali anjlok pada perdagangan kemarin (23/10). Harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle terkoreksi 2,05% atau turun ke level US$ 67,85/ton.
Sejak September harga batu bara bergerak fluktuatif berada di kisaran US$ 67-70/ton. Hingga saat ini masih belum ada katalis positif yang mampu mengerek naik harga komoditas ini.
Kinerja ekspor di negara Cekungan Pasifik dan impor dari negara-negara Asia cenderung melemah walau kinerja ekspor negara Cekungan Atlantik dan impor Eropa cenderung naik.
Namun, jika dibandingkan kinerja ekspor dan impor negara-negara Asia jauh lebih besar di bandingkan dengan Eropa.
Mengutip data Refinitiv, pada periode 15-22 Oktober, perhitungan sementara ekspor mingguan negara-negara cekungan Pasifik cenderung turun. Ekspor Australia turun jadi 7,33 juta ton dari sebelumnya 7,37 ton. Ekspor batu bara Indonesia turun dari 7,5 juta ton jadi 5,98 juta ton.
Ekspor Rusia juga turun dari 1,9 juta ton jadi 1,7 juta ton. Sementara itu, berdasarkan perhitungan sementara mengutip data Refinitiv, impor batu bara India, China, Korea Selatan dan Taiwan pada periode 15-22 Oktober 2019 cenderung turun.
Hanya Jepang yang mencatatkan kenaikan impor batu bara pada periode tersebut dibanding minggu sebelumnya. Impor India turun menjadi 1,6 juta ton dari sebelumnya 2,9 juta ton. Impor China juga turun menjadi 3 juta ton dari sebelumnya 4,5 juta ton.
Impor Korea Selatan turun dari 2,2 juta ton jadi 1,3 juta ton. Impor Taiwan turun dari 1,5 juta ton jadi 700 ribu ton. Pada periode yang sama, impor Jepang justru naik jadi 3,1 juta ton dari sebelumnya 2,2 juta ton.
Beberapa sentimen lain yang cukup memberatkan harga batu bara minggu ini antara lain tingginya pasokan gas di wilayah Northwest-Europe, produksi batu bara domestik China yang mulai kembali normal dan tingginya stok batu bara di berbagai pelabuhan serta penurunan konsumsi batu bara India.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Dihantam Profit Taking, Harga Batu Bara Jeblok 2,15%
Sejak September harga batu bara bergerak fluktuatif berada di kisaran US$ 67-70/ton. Hingga saat ini masih belum ada katalis positif yang mampu mengerek naik harga komoditas ini.
Mengutip data Refinitiv, pada periode 15-22 Oktober, perhitungan sementara ekspor mingguan negara-negara cekungan Pasifik cenderung turun. Ekspor Australia turun jadi 7,33 juta ton dari sebelumnya 7,37 ton. Ekspor batu bara Indonesia turun dari 7,5 juta ton jadi 5,98 juta ton.
Ekspor Rusia juga turun dari 1,9 juta ton jadi 1,7 juta ton. Sementara itu, berdasarkan perhitungan sementara mengutip data Refinitiv, impor batu bara India, China, Korea Selatan dan Taiwan pada periode 15-22 Oktober 2019 cenderung turun.
Hanya Jepang yang mencatatkan kenaikan impor batu bara pada periode tersebut dibanding minggu sebelumnya. Impor India turun menjadi 1,6 juta ton dari sebelumnya 2,9 juta ton. Impor China juga turun menjadi 3 juta ton dari sebelumnya 4,5 juta ton.
Impor Korea Selatan turun dari 2,2 juta ton jadi 1,3 juta ton. Impor Taiwan turun dari 1,5 juta ton jadi 700 ribu ton. Pada periode yang sama, impor Jepang justru naik jadi 3,1 juta ton dari sebelumnya 2,2 juta ton.
Beberapa sentimen lain yang cukup memberatkan harga batu bara minggu ini antara lain tingginya pasokan gas di wilayah Northwest-Europe, produksi batu bara domestik China yang mulai kembali normal dan tingginya stok batu bara di berbagai pelabuhan serta penurunan konsumsi batu bara India.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Dihantam Profit Taking, Harga Batu Bara Jeblok 2,15%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular