Apes Lagi! Tak Ada Katalis Positif, Harga Batu Bara Ambrol

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 August 2020 08:20
Coal barges are pictured as they queue to be pull along Mahakam river in Samarinda, East Kalimantan province, Indonesia, August 31, 2019. Picture taken August 31, 2019. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: Tongkang batubara di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal acuan Newcastle kembali ditutup melemah. Harga batu bara kembali menuju level terendah yang pernah tercatat sebelumnya. 

Kamis (7/7/2020), harga batu bara untuk kontrak yang aktif diperdagangkan melemah 2,43% ke level US$ 52,1/ton. Pada saat yang sama Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Agustus berada di level US$ 50,34 per ton, turun 3,49 % dibandingkan bulan Juli dari angka US$ 52,16 per ton.

Tren penurunan HBA dalam lima bulan terakhir disebabkan pandemi Covid-19 dan tingginya stok batu bara di pasar global. Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/8/2020).

"Penurunan HBA bulan Agustus 2020 ini masih disebabkan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan turunnya permintaan di beberapa negara pengimpor batu bara, sementara stok batu bara di pasar global juga makin meningkat," katanya.

Lebih lanjut Agung menyampaikan penurunan harga batu bara global juga dipicu kebijakan China dan India yang memprioritaskan penggunaan batu bara produksi dalam negeri.

Faktor lain yang patut dicatat adalah bahwa sementara impor batu bara jalur laut (seaborne) China turun pada bulan Juli, tetapi sepanjang tahun ini impor batu bara China cenderung stabil.

Untuk tujuh bulan pertama tahun ini, impor batu bara China mencapai 163,9 juta ton, turun sedikit dari 164,6 juta untuk periode yang sama tahun lalu, menurut data Refinitiv.

Hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk India, dengan impor Januari hingga Juli mencapai 99,7 juta ton, turun dari 123 juta pada periode yang sama pada 2019. Di luar dua importir batubara teratas Asia juga, gambarannya beragam.

Jepang sebagai importir nomor tiga terbesar mengimpor 96,1 juta ton dalam tujuh bulan pertama 2020, sejalan dengan 96,0 juta pada periode yang sama tahun lalu.Korea Selatan, importir peringkat keempat, mencatatkan impor sebesar 61,3 juta ton batu bara pada periode yang sama, turun dari 70,7 juta pada periode yang sama pada 2019.

Secara keseluruhan, empat importir Asia membawa 421 juta ton dalam tujuh bulan pertama tahun ini, turun 7,3% dari 454,3 juta pada periode yang sama tahun lalu. Ke depan jika China melonggarkan pembatasan impornya dan India terus melakukan impor, harga batu bara berpotensi menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berkat China, Harga Batu Bara Naik Hampir 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular