Berkat China, Harga Batu Bara Naik Hampir 2%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2020 16:19
Berkat China, Harga Batu Bara Naik Hampir 2%
Ilustrasi Batu Bara (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara melesat sepanjang pekan ini. Aktivitas ekonomi China yang sudah mulai pulih dari terjangan virus corona membuat permintaan batu bara kembali meningkat.

Sepanjang pekan ini, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) naik nyaris 2% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, harga si batu hitam berada di posisi tertinggi sejak 2 Maret.

Akan tetapi, harga batu bara masih terkoreksi secara year-to-date. Sejak akhir 2019, harga komoditas ini turun 3,33%.




China adalah negara konsumen batu bara terbesar di dunia. Pada 2018, konsumsi batu bara Negeri Tirai Bambu mencapai 1,91 miliar ton. India yang berada di peringkat kedua 'hanya' 452,2 juta ton.



Jadi konsumsi di China akan sangat mempengaruhi harga batu bara. Kala konsumsi di sana turun, maka harga akan ikut terpangkas.

Inilah yang terjadi sejak awal tahun. Jelang Tahun Baru Imlek, China diserang oleh virus corona yang bermula dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei. Mobilitas masyarakat yang sangat tinggi ketika Imlek membuat virus menyebar dengan cepat.

Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis pada Minggu (22/3/2020) pukul 10:13 WIB, jumlah pasien corona di China adalah 81.345 orang. Jumlah ini adalah 26,47% dari total pasien corona di seluruh dunia.





Pemerintah China bergerak cepat. Pada awal-awal fase penularan, pemerintah menerapkan karantina wilayah (lockdown) di Wuhan dan sejumlah daerah lainnya untuk menekan risiko penularan virus. Pemerintah juga membangun belasan rumah sakit temporer untuk merawat pasien virus corona.

Awalnya China memang sangat terpukul karena virus corona membuat aktivitas ekonomi di sana nyaris lumpuh. Namun kesigapan pemerintah membuat penyebaran virus ini bisa dikendalikan.

Dalam tiga hari terakhir, tidak ada tambahan pasien corona baru yang disebabkan oleh penularan domestik. Pasien baru terjangkit virus ini dari luar negeri (imported case).


Kini aktivitas ekonomi di China berangsur normal meski belum 100%. Konsumen mulai memadati pusat perbelanjaan dan restoran karena social distancing tidak lagi diperlukan. Virus corona sudah bisa dijinakkan.

"Sudah terlihat banyak orang di pusat kota, jauh berbeda dengan pemandangan Februari. Orang-orang sudah mulai mengantre untuk membeli barang," ujar Chen Jiayi, seorang mahasiswi di Shanghai, seperti dikutip dari Reuters.

Aktivitas ekonomi yang mulai bangkit menandakan kebutuhan energi pun meningkat. Ketika permintaan energi naik, maka permintaan terhadap sumber primer seperti batu bara akan terangkat.

Data Refinitv menunjukkan pengiriman batu bara yang sudah sampai di pelabuhan China sepanjang 1-13 Maret adalah 10,8 juta ton. Naik 1,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan impor membuat stok batu bara China terdongkrak. Stok batu bara di pelabuhan Qinhuangdao tercatat 5,8 juta ton per 13 Maret. Naik 1,75% dibandingkan tahun lalu.

Ditopang oleh kenaikan permintaan China, harga batu bara berhasil bangkit pekan ini. Jika aktivitas ekonomi di Negeri Panda semakin semarak, maka harga batu bara bakal ikut terdongkrak.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular