
Analisis
China Mencla-mencle, Harga Emas Bisa Tembus US$ 1.500/Oz
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 October 2019 13:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia mengawali pekan ini dengan positif. Apakah harga sanga logam mulia masih bisa naik lagi?
Kemarin, harga emas di pasar spot naik 0,22%. Sementara hari ini, Selasa (15/10/2019) pukul 12:25 WIB, harga emas masih bisa naik menjadi US$ 1.493/troy ons, berdasarkan data Refinitiv.
Setelah pekan lalu mengalami tekanan jual, kini emas kembali menarik hari investor. Selain 'menyerok' karena harga yang sudah murah, investor juga melihat damai dagang Amerika Serikat (AS)-China belum jelas.
Akhir pekan lalu, Washington-Beijing disebut-sebut sudah menyepakati perjanjian damai dagang fase pertama. Namun kemudian muncul kabar China masih ragu-ragu, belum mau menyepakati apa-apa sebelum ada perundingan lebih lanjut.
CNBC International yang mengutip sumber terkait melaporkan China ingin adanya perundingan tambahan sebelum menandatangani kesepakatan fase pertama. Negeri Tirai Bambu dilaporkan ingin AS membatalkan kenaikan tarif bea masuk yang rencananya akan berlaku Desember.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, jika kesepakatan tidak ditandatangani maka bea impor produk China terbaru akan dikenakan pada pertengahan Desember nanti. Tetapi Mnuchin cukup optimis China akan menandatangani perjanjian dagang yang akan dibuat dalam tiga pekan.
Belum pastinya bagaimana hasil kesepakatan dagang AS-China membuat emas masih menjadi alternatif investasi sebagai antisipasi kembali terjadinya perang dagang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Kemarin, harga emas di pasar spot naik 0,22%. Sementara hari ini, Selasa (15/10/2019) pukul 12:25 WIB, harga emas masih bisa naik menjadi US$ 1.493/troy ons, berdasarkan data Refinitiv.
Setelah pekan lalu mengalami tekanan jual, kini emas kembali menarik hari investor. Selain 'menyerok' karena harga yang sudah murah, investor juga melihat damai dagang Amerika Serikat (AS)-China belum jelas.
CNBC International yang mengutip sumber terkait melaporkan China ingin adanya perundingan tambahan sebelum menandatangani kesepakatan fase pertama. Negeri Tirai Bambu dilaporkan ingin AS membatalkan kenaikan tarif bea masuk yang rencananya akan berlaku Desember.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, jika kesepakatan tidak ditandatangani maka bea impor produk China terbaru akan dikenakan pada pertengahan Desember nanti. Tetapi Mnuchin cukup optimis China akan menandatangani perjanjian dagang yang akan dibuat dalam tiga pekan.
Belum pastinya bagaimana hasil kesepakatan dagang AS-China membuat emas masih menjadi alternatif investasi sebagai antisipasi kembali terjadinya perang dagang.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular