Exxon Mau Jual Aset Minyak di RI? Saham MEDC & ELSA Amblas

tahir saleh, CNBC Indonesia
14 October 2019 15:25
Harga saham emiten pertambangan minyak melorot pada perdagangan jelang penutupan sore ini.
Foto: REUTERS/Jim Young
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten pertambangan minyak melorot pada perdagangan jelang penutupan sore ini, Senin (14/10/2019). Dua saham emiten minyak yang amblas harga sahamnya yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

Amblasnya saham dua emiten migas ini juga bersamaan dengan koreksinya indeks sektoral pertambangan di Bursa Efek Indonesia, minus 0,9% di level 1.604,67, terparah kedua setelah indeks sektoral infrastruktur yakni minus 1,42%.

Turunnya harga saham emiten minyak ini juga terjadi di tengah sentimen yang ramai di industri migas pada hari ini. Terendus kabar bahwa perusahaan migas raksasa AS, Exxonmobil, bakal mendivestasi sebagian saham mereka untuk aset yang berada di Asia.


Disebut-sebut salah satunya adalah aset blok minyak yang terdapat di Indonesia. 

Mengutip laporan Wood Mackenzie, Exxonmobil memberi sinyal untuk divestasi pada 5 aset migas raksasanya di Asia. Ini merupakan rangkaian divestasi global yang ditargetkan perusahaan.

Untuk Asia, target divestasinya mencapai US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 210 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$), setara dengan sepertiga target divestasi global yang bakal dieksekusi sampai 2021.

Exxonmobil diketahui tengah bersiap-siap melego sebagian kepemilikan mereka di Peninsular Malaysia dan The Bass Strait JV di Australia. Divestasi ini dilakukan karena Exxon menginginkan untuk fokus di beberapa aset dengan kesempatan lebih besar.


"Exxonmobil memiliki beberapa aset yang sudah tua di Australia, Thailand, dan Malaysia dengan pengabaian liabilitas yang membengkak. Portofolio di Asia Pasifik juga termasuk dengan blok-blok skala besar dengan tingkat pengembalian yang rendah, margin kecil, termasuk aset di Vietnam dan Indonesia," papar Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood.

Dengan mendivestasi aset, lanjut Andrew, Exxon bakal lebih fokus ke portofolio dengan margin lebih besar seperti di Papua New Guinea dan proyek LNG Gorgon.

Namun Vice President Public and Government Affairs Exxon Mobil Indonesia Azi Alam membantah isu tersebut. Ia mengatakan Exxonmobil sudah hadir di Indonesia lebih dari 120 tahun selama ini.

"Kami tetap berkomitmen kepada Indonesia dan terus mencari peluang lain, baik di blok Cepu maupun di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang kami pada Indonesia," ujar Azi, Senin (14/10/2019).


Perlu diketahui, blok Cepu saat ini adalah blok paling produktif di Indonesia, dengan capaian lifting 220.000 barel sehari. Ini melewati produksi blok Rokan yang hampir satu abad lamanya menduduki posisi jawara.

Adapun Medco juga pernah menjalin kerja sama dengan Exxon. Pada 4 Desember 2009, Detik.com, melaporkan Medco E&P, anak usaha Medco, dan ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI) menandatangani perjanjian penjualan gas (PJBG) dengan para pembeli dari dalam negeri. Nilai seluruh kontrak sebesar US$ 366 juta.




(tas/gus) Next Article Harga Minyak Dunia Jatuh, Saham Emiten Migas Rontok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular