Banyak Diminati, Saham Bank Permata: Jual Tidak...Jual Tidak

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 October 2019 10:02
Namun pihak perwakilan dari DBS belum bersedia memberikan komentar terkait rencana tersebut.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Permata Tbk (BNLI) lagi-lagi menyita perhatian pasar setelah seringkali menjadi incaran bank-bank besar Asia.

Keputusan Standard Chartered Bank akhir tahun lalu yang ingin melepas kepemilikan saham di Bank Permata menjadi spekulasi dan mengoyang harga saham bank tersebut yang juga dimiliki PT Astra International Tbk (ASII).

Baik Stanchart dan Astra masing-masing menggenggam 44,56% saham atau berarti 12,49 miliar unit saham Bank Permata.

Rabu kemarin, rumor seputar rencana akuisisi Bank Permata kembali tersebar di para pelaku pasar dan industri perbankan. Kali ini, bank terbesar Singapura, DBS Bank, disebut-sebut akan meramaikan persaingan mendapatkan Bank Permata, bersama dengan Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) yang juga asal Singapura dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMBC) asal Jepang.

DBS disebut-sebut siap membayar akuisisi Bank Permata dengan valuasi US$ 2,3 miliar atau setara Rp 32,55 triliun. Namun perwakilan dari DBS belum bersedia memberikan komentar terkait rencana tersebut.


Sebelumnya, OCBC yang juga bank asal Singapura digadang-gadang akan membeli saham Bank Permata. Namun hingga saat ini kabar tersebut tidak kunjung terealisasi.

OCBC sudah lebih dulu memiliki bank domestik yaitu PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang berpotensi digabungkan dengan BNLI jika memenangkan persaingan, dan berpotensi menjadi bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia.

Menurut sejumlah pelaku pasar, soal harga yang masih menjadi fokus antar pihak untuk bersepakat bertransaksi.

Para pemegang saham Bank Permata kekeuh ingin menjual saham Bank Permata pada harga premium atau dengan rasio harga terhadap nilai buku atau PBV (price to book value) di atas 2x.

Hal yang sama juga ingin dilakukan oleh Sumitomo, perusahaan investasi asal Jepang, yang berminat membeli saham Bank Permata milik Astra dan Stanchart ini. Sisa saham Bank Permata yaitu 3,04 miliar saham atau 10,88%-nya masih dimiliki investor publik.

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) adalah pihak pertama yang serius ingin membeli saham Bank Permata. Bank plat merah ini terang-terangan menyampaikan minatnya untuk membeli Bank Permata.

Namun sayang, proses negosiasi antara Bank Mandiri dengan pemegang saham Bank Permata mentok. Lagi-lagi masalah harga menjadi pertimbangan yang membuat rencana tersebut gagal.

Mulai dari kemarin, pemberitaan seputar rencana akuisisi DBS tersebut kembali ramai diperbincangkan pelaku pasar. Saat ini harga saham BNLI sudah tercatat naik 0,83% ke level Rp 1.215/unit. Secara tahun berjalan, saham BNLI meroket 94% dari awal tahun.
(hps/tas) Next Article Batal Caplok Bank Permata, Asing Borong Saham Mandiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular