
Dikabarkan Jadi Gojek Bank, Bank Artos Gelar PE Insidentil

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) masih dihentikan sementara perdagangannya (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk keempat kali sejak Selasa hingga Kamis ini (10/10/2019) setelah saham bank tersebut meroket di atas 1.000% sejak awal tahun.
Kenaikan saham Bank Artos didorong oleh kabar bank ini akan bertransformasi menjadi Gojek Bank atau GoBank setelah 51% saham perusahaan dicaplok dua investor strategis yakni PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) milik bankir Jerry NG dan Wealth Track Technology (WTT) Limited milik Patrick Walujo, investor Gojek lewat Northstar.
Selain suspensi, BEI juga meminta manajemen bank kategori BUKU (bank umum kegiatan usaha) I atau bank dengan modal inti di bawah Rp 1 triliun ini untuk menggelar paparan publik (public expose/PE) insidentil.
Atas permintaan yang dilayangkan otoritas bursa pada Rabu (9/10), perseroan pun siap mengagendakan PE insidentil pada Senin 14 Oktober mendatang di Gedung BEI.
"Sehubungan dengan email dari BEI pada 9 Oktober 2019 perihal pelaksanaan public expose insidentil oleh Bank Artos, kami sampaikan perseroan akan menggelar public expose pada Senin 14 Oktober. Acara ini akan dihadiri direksi dan sekretaris perusahaan,'' kata Sekretaris Perusahaan Bank Artos Deddy Triyana, dalam pengumuman di BEI, Rabu malam.
Pada Rabu pagi, perseroan juga menyampaikan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 November 2019. Rencana RUPSLB tersebut disampaikan perseroan kepada BEI dalam laman keterbukaan informasi.
Perseroan sudah menggelar RUPSLB pertama pada 30 September silam, untuk meminta persetujuan akuisisi 51% saham perusahaan. Agenda kedua yakni rights issue atau penerbitan 15 miliar saham baru dengan mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) juga disetujui oleh pemegang saham.
Pada RUPSLB kedua ini, kabar di pasar berembus bahwa ada kemungkinan RUPSLB ini akan memutuskan susunan direksi perseroan setelah mayoritas saham Bank Artos diakuisisi oleh Jerry NG dan Patrick Walujo.
Saat ini susunan komisaris dan direksi perusahaan sebagaimana dikutip dari prospektus rights issue yakni:
Komisaris Utama : William Arto Hardy
Komisaris Independen : Lucia Djatmiko
Komisaris Independen : Susilo Tedjaputera
Direktur Utama: Deddy Triyana
Direktur Kepatuhan: Bambang Setiawan
Direktur : Yovita Fifiningsih Ario
Direktur Utama sekaligus Sekretaris Perusahaan Bank Artos, Deddy Triyana mengatakan agenda final RUPSLB tersebut belum bisa diinformasikan. "Agenda nanti akan kami cantumkan saat panggilan RUPSLB pada tanggal 24 Oktober mendatang," kata Deddy kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10).
"[Agenda utama] masih dibicarakan untuk agenda finalnya," tegasnya lagi.
Pada agenda RUPSLB sebelumnya, kedua agenda yakni akuisisi dan rights issue disetujui. Rights issue ini dilakukan setelah Jerry Ng dan Patrick Walujo mengakuisisi saham Bank Artos Indonesia.
Keduanya akan menjadi pemegang saham pengendali ARTO dengan membeli 51% saham Bank Artos dari pemilik saham lama, yakni keluarga besar Arto Hardy. Jerry Ng akan masuk melalui MEI sebesar 37,65% dan Patrick Walujo masuk melalui WTT, perusahaan investasi berbasis di Hongkong yang akan menguasai 13,35%.
MEI merupakan perusahaan konsultan manajemen yang berdiri di tahun 2014. Adapun WTT adalah perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong. Pemegang saham utama WTT adalah Ares Wonder Group (AWG) yang merupakan perusahaan investasi yang terdaftar di Kepulauan Cayman, salah satu negara bebas pajak. AWG dikendalikan oleh pengusaha Patrick Sugito Waluyo yang sejak tahun 2003 juga merupakan pendiri dan pengelola Northstar Group.
Mengacu prospektus Bank Artos, Northstar Group disebutkan mengelola aset alternatif dengan ana kelolaan mencapai lebih dari US$ 2 miliar dan memiliki pengalaman luas dalam berinvestasi di Indonesia termasuk di lembaga keuangan, dan perusahaan rintisan seperti Gojek.
Saham ARTO telah melesat 1.329,35% sejak awal tahun hingga Senin sebelum disuspensi. Pada awal tahun, saham berada pada harga Rp 184/saham, sementara saat ini berada di Rp 2.630/saham.
(tas/sef) Next Article Saham Bank Artos Meroket 25% di Tengah Isu Akuisisi
