3 Kali Kena Suspensi BEI, Apa Langkah Bank Artos?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah melakukan penghentian sementara (suspensi) saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) sebanyak tiga kali guna mendinginkan pasar (cooling down) seiring dengan kenaikan harga sahamnya yang tidak wajar.
Suspensi ini juga dilakukan agar investor memiliki keleluasaan waktu dalam mencermati pergerakan saham perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.
Data BEI mencatat, suspensi pertama kali dilakukan pada 20 Agustus 2019. BEI terpaksa melakukan suspensi karena saham ARTO begitu liar setelah kabar akuisisi terungkap ke publik pada pertengahan Agustus itu. Kala itu, bankir senior Jerry Ng dan pengusaha Patrick Walujo berkongsi akan mencaplok 51% saham Bank Artos.
Akuisisi tersebut dilakukan oleh perusahaan milik Jerry Ng bernama PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), dan entitas milik Patrick Walujo, yakni Wealth Track Technology Limited (WTT) yang berbasis di Hong Kong.
Itu suspensi pertama, lalu perdagangan saham ARTO dibuka kembali sehari berikutnya, 21 Agustus. Namun karena ekspektasi investor akan bank ini begitu tinggi, mengingat dua nama investor tersebut dikenal 'bertangan dingin' dalam mengelola bank, maka saham Bank Artos pun liar lagi.
BEI lagi-lagi menghentikan perdagangan saham di pasar reguler dan tunai pada 22 Agustus. Periode ini cukup lama dilakukan suspensi karena BEI sudah mengirimkan surat pertanyaan kepada manajemen lalu dijawab oleh direksi Bank Artos.
Setelah jawaban itu keluar, suspensi dibuka lagi pada 16 September sampai akhirnya saham Bank Artos terus meroket. Pada akhirnya, Jumat ini, suspensi dilakukan untuk ketiga kalinya.
Bayangkan, dalam 5 hari perdagangan terakhir saja, saham Bank BUKU (bank umum kelompok usaha ) I ini sudah melesat 143%. Bahkan jika dihitung sejak awal tahun hingga suspensi ketiga pada Jumat ini, saham Bank Artos sudah meroket 1.046%.
Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan infomasi yang disampaikan perseroan," kata Lidia M Panjaitan, Kadiv Pengawasan Transaksi BEI, dan Yayuk Sri Wahyuni, PH Kadiv Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, dalam pengumuman suspensi.
Dihubungi terpisah, Direktur Utama sekaligus Sekretaris Perusahaan Bank Artos, Deddy Triyana, mengatakan pihaknya tidak mengetahui informasi berkaitan dengan rencana di pasar bahwa Bank Artos akan diubah menjadi Bank Gojek (GoBank) karena Patrick Walujo juga menopang pendanaan dari GoJek lewat Northstar.
"Sampai saat ini sih saya tidak mendengar informasi tentang hal tersebut [GoBank]. Jadi tidak tahu juga asalnya dari mana," kata Deddy kepada CNBC Indonesia, Jumat sore (4/10/2019).
Ketika ditanya apakah Bank Artos akan mengirimkan permintaan pembukaan suspensi, Deddy menegaskan pihaknya akan terus berkomunikasi dengan Bursa Efek Indonesia.
"Prinsipnya kami akan komunikasi intensif dengan Bursa. Jika Bursa ada meminta penjelasan kami akan segera memenuhinya," tegasnya.
Benar saja, pada sore hari, Deddy mengirimkan surat jawaban terkait dengan informasi GoBank tersebut. Deddy menegaskan informasi bank tersebut berubah menjadi Bank Gojek ialah bukan dari perusahaan.
"Dalam pemberitaan di atas juga dikutip pernyataan Dirut MEI [PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia, pembeli Bank Artos] bahwa saat ini tidak ada rencana bagi Bank Artos nantinya untuk melakukan kerja sama eksklusif dengan platform teknologi atau ekosistem mana pun," tegas Deddy dalam surat jawabannya.
Deddy juga menjelaskan, sehubungan dengan rencana pengambilalihan saham perseroan (akuisisi), pihaknya sudah menyampaikan informasi sesuai dengan pengumuman ringkasan rancangan pengambilalihan yang telah diumumkan oleh Bank Artos pada 22 Agustus 2019.
Adapun perubahan informasi dan pernyataan kembali atas ringkasan rancangan pengambialihan atau akuisisi tersebut juga sudah disampaikan kepada otoritas bursa pada 26 September 2019.
"Metamorfosis Ekosistem Indonesia atau MEI dan Wealth Track Technology [WTT] bermaksud untuk mengambilalih saham yang mewakili tidak kurang dari 51% yang terdiri dari 37,65% akan diambilalih oleh MEI dan 13,55% akan diambil oleh WTT," jelasnya.
Sebelumnya, sumber CNBC Indonesia mengungkapkan, setelah diakuisisi Jerry Ng dan Patrick Walujo, Bank Artos dikabarkan akan berubah menjadi bank digital yang akan mengelola semua transaksi Gojek dan akan diubah menjad Bank Gojek. Bank Artos akan menjadi bank yang menangani transaksi Gojek dan ditransformasikan menjadi Go Bank atau milik Gojek.
"Semua transaksi Gojek akan diurus oleh Gobank. Jadi biaya transaksi bisa ditekan tetapi pendapatan dari transaksi masuk ke Gojek. Transformasi ini akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan setelah core bisnis bank digital berjalan stabil," ujar sumber tersebut, seperti dikutip Kamis (3/10/2019).
Menanggapi kabar ini, Jerry Ng mengatakan Bank Artos akan terbuka peluang kolaborasi dengan berbagai ekosistem teknologi yang akan dapat merasakan manfaat dan kemudahan dari layanan perbankan digital.
"Namun demikian saat ini tidak ada rencana bagi Bank Artos nantinya untuk melakukan kerjasama eksklusif dengan platform teknologi atau ekosistem manapun," jelasnya kepada CNBC Indonesia.
Ini sosok penyelamat Bank Artos dari kerugian
(tas/wed) Next Article Saham Meroket 1.046% & Mau Jadi GoBank, ARTO Kena Suspen BEI
