Berat! Industri Otomotif RI Sedang Terpukul, Simak Kinerjanya

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
03 October 2019 15:33
Global dan Lokal Lesu, Tekan Kinerja Keuangan Perusahaan
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Produsen otomotif besar di dunia, seperti Ford dan Nissan belum lama ini memutuskan untuk bertindak lebih efisien dengan memangkas jumlah karyawan di seluruh dunia.

Pada Mei 2019, Ford mengumumkan akan memutus hubungan kerja terhadap 7.000 karyawan sebagai upaya restrukturisasi. Ford juga diketahui telah menutup 6 dari 24 pabrik yang ada di Eropa.

Kemudian, produsen mobil raksasa asal Jepang, Nissan, belum lama ini memutuskan memangkas 12.500 karyawannya yang tersebar di seluruh dunia. Tindakan ini diambil untuk menopang kinerja keuangan perusahaan di tengah penjualan yang melemah.

Sementara itu dari dalam negeri ketatnya persaingan ditandai dengan masuknya pemain baru dari China, seperti Wuling, yang menawarkan harga lebih rendah terus mengikis marjin produsen otomotif. Belum lagi, munculnya angkutan online seperti Go-Jek dan Grab turut mengurangi kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap kendaraan pribadi.

Dengan kondisi tersebut, wajar saja jika kinerja keuangan paruh pertama perusahaan otomotif dan komponennya mayoritas ambrul.


Perusahaan produsen ban, yakni PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yang awalnya untung, pada semester I-2019 menorehkan rapor merah dengan membukukan rugi bersih masing-masing sebesar Rp 32,87 miliar dan Rp 156,42 miliar.

Bahkan pemain kawakan, yaitu PT Astra Internasional Tbk (ASII) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 5,6% secara tahunan, dari Rp 10,38 triliun menjadi Rp 9,8 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular