Internasional

Gawat! Data Manufaktur AS Kontraksi, Resesi Makin Dekat?

Wahyu Daniel & Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
02 October 2019 07:49
Gawat! Data Manufaktur AS Kontraksi, Resesi Makin Dekat?
Foto: Pendukung Donald Trump (REUTERS/Randall Hill)
Jakarta, CNBC Indonesia- Data manufaktur AS yang mengalami kontraksi pada bulan ini, terlemah dalam satu dekade terakhir.

Institute for Supply Management (ISM) memaparkan, indeks aktivitas pabrik nasional AS pada September turun ke 47,8, terendah sejak Juni 2009. Sementara pada Agustus di level 49,1.

Angka ini jauh di bawah poling Reuters yang memperkirakan indeks aktivitas pabrik as berada di posisi 50,1. Sebagai informasi, angka 50 ke atas merupakan level baik indeks.


Indeks ekspor baru juga turun hanya 41, terendah sejak Maret. Sebelumnya di Agustus angkanya 43,3.

Ketegangan perang dagang AS- China menjadi penyebab. Seperti yang ditunjukkan oleh kontraksi dalam pesanan ekspor baru, yang dimulai pada Juli 2019.

"Secara keseluruhan, sentimen bulan ini tetap berhati-hati mengenai angka pertumbuhan ekonomi jangka pendek," kata Timothy Fiore, ketua ISM dalam sebuah penyataan dikutip dari CNBC International, Selasa (1/10/2019) waktu setempat.


Sementara itu sejumlah ekonom, risiko resesi di AS kian nyata. "Tidak ada akhir yang terlihat pada perlambatan ini, risiko resesi nyata," kata Torsten Slok, Kepala Ekonom di Deutsche Bank

"Kami sekarang telah memasuki resesi manufaktur di AS dan secara global, "kata Peter Boockvar, Kepala Investasi di Bleakley Advisory Group.

BERLANJUT KE HAL 2 >>>>
Sementara itu, World Trade Organization (WTO) memangkas proyeksi pertumbuhan perdagangan dunia di tahun ini menjadi hanya 1,2%. Pemangkasan ini sangat tajam dari proyeksi sebelumnya di April yaitu 2,6%. Penyebabnya jelas, yaitu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Outlook-nya suram untuk perdagangan," kata Dirjen WTO, Roberto Azevedo, dilansir dari AFP, Selasa (1/10/2019).

Pada saat memberikan proyeksi awal di April lalu, para ekonom WTO sudah memberikan peringatan soal ancaman sistemik ke perdagangan dunia, khususnya dari aksi saling balas antara AS dan China dalam memberikan tarif bea masuk.

Sejauh ini, kedua negara yang berperang belum mencapai kesepakatan yang komprehensif. Bahkan Presiden AS, Donald Trump dikabarkan bakal membatasi investasi perusahaan Negeri Paman Sam di China.

Bila ada kebijakan tarif baru yang dilakukan antara AS dan China, maka perdagangan dunia bisa makin terpuruk.

"Konflik dagang menimbulkan ketidapastian, yang membuat dunia usaha menunda rencana investasinya," kata Azevedo.

Dia mengatakan, selanjutnya penciptaan dunia kerja juga bakal terancam bila perdagangan dunia terpuruk. Ini karena perusahaan pasti akan mengurangi jumlah pekerja dalam memproduksi barang atau jasa.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular