Emas Amblas ke US$ 1.481, Narasi September Kelabu Jadi Nyata

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2019 21:08
Emas Amblas ke US$ 1.481, Narasi September Kelabu Jadi Nyata
Foto: Emas Batangan ditampilkan di Hatton Garden Metals, London pada 21 July 2015 (REUTERS/Neil Hall/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali amblas pada perdagangan Senin (30/9/19) dengan demikian "dongeng" September kelabu bagi emas kini menjadi nyata.

Pada pukul 20:20 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.482,75/troy ons melemah hampir 1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya logam mulia ini bahkan sempat menyentuh level terendah harian US$ 1.481,20/troy ons. Hingga hari ini, total sepanjang bulan September emas amblas 2,39%.



Kisah emas selalu melemah di bulan September muncul melihat data delapan tahun terakhir. Sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,30/troy ons pada September 2011, emas hampir selalu mencatat kinerja negatif di bulan September dalam delapan tahun terakhir.

Setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa itu, harga emas dunia langsung anjlok hampir 11% di bulan yang sama. Setelahnya pada periode 2011 sampai 2018, emas melemah sebanyak enam kali pada bulan September di masing-masing tahun, dan hanya menguat dua kali.



Tekanan bagi emas belakangan ini datang dari rencana perundingan dagang Amerika Serikat dengan China, yang membuat harapan akan adanya deal kedua negara membuncah, akibatnya daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) menjadi menurun.


Seperti diketahui sebelumnya AS-China akan kembali mengadakan perundingan dagang pada 10-11 Oktober mendatang. Perundingan kali ini merupakan level tinggi, delegasi China akan dipimpin langsung oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara AS akan dikomandoi oleh Kepala Kantor Perwakilan Dagang Robert Lighthizer.

Harapan akan adanya kesepakatan dagang kedua negara terus mencuat setelah pada pekan lalu Presiden AS Donald Trump menyatakan kesepakatan dagang dengan China kemungkinan akan dicapai lebih cepat dari prediksi pelaku pasar.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Turunnya harga emas ke level US$ 1.480/troy ons sudah diprediksi sebelumnya oleh Kepala Riset perusahaan pialang (broker) berjangka PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra. 

Dalam analisis yang diberikan Jumat pekan lalu, Ariston melihat harga emas saat ini dalam fase konsolidasi dengan target pelemahan ke US$ 1.480/troy ons. Level tersebut juga dikatakan menjadi support kunci yang bisa menentukan arah pergerakan emas selanjutnya. 

Emas Amblas ke US$ 1.480, Dongeng September Kelabu Jadi NyataFoto: Dok. Ariston Tjendra/Monex Trader


"Dari struktur harga emas saat ini, harga masih membuka peluang naik. Pada grafik harian, kita bisa melihat pergerakan naik sejak 31 Mei 2019 terus membentuk struktur level tertinggi dan level terendah yang lebih tinggi (Higher High/HH & Higher Low/HL). Dan sekarang puncaknya ada di kisaran US$1556/troy ons, yang terbentuk 4 September 2019" kata Ariston. 

"Setelahnya, harga mulai melakukan konsolidasi ke bawah tapi masih belum bisa menembus ke bawah support penting $1480 per troy ons, yang juga menjadi potensi target pelemahan harga emas saat ini. Level support ini merupakan level kunci yang bisa mengubah arah pergerakan emas ke bawah" tambahnya. 

"Potensi target bila harga berubah turun adalah ke kisaran $1460 dan selanjutnya ke $1430. Sementara untuk arah penguatan, harga berpeluang menguji kembali level tinggi $1556 dan selanjutnya mengarah ke kisaran $1575 dan $1600 per troy ons" prediksi Ariston.

Melihat prediksi tersebut, harga emas memiliki peluang bangkit kembali selama mampu bertahan di level atas level kunci US$ 1.480/troy ons. Namun, patut dicermati, jika level kunci tersebut pada akhirnya dilewati, emas berpeluang besar turun lebih dalam. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular