Jreng! Investor Ritel Berbahagialah, UNVR akan Stock Split

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 September 2019 06:28
Jreng! Investor Ritel Berbahagialah, UNVR akan Stock Split
Foto: Unilever (REUTERS/Philippe Wojazer)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan bagi pelaku pasar saham tersiar pada akhir pekan lalu. Salah satu emiten besar PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), mengabarkan akan melakukan pemecahan nilai saham (stock split).

Kabar tersebut disambut antusias oleh para pelaku pasar modal domestik. Sejumlah grup pesan singkat Whatsapp investor saham ramai membagikan informasi mengenai rencana aksi korporasi perusahaan multinasional yang bermarkas di London, Inggris tersebut.

Manajemen Unilever Indonesi tampaknya tak mau heboh menyampaikan hal ini dan memilih akhir pekan untuk menyampaikan pengumuman ini pada Sabtu (28/09/2019), pukul 20.33 WIB melalui surat yang disampaikan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat libur dan tidak ada aktivitas perdagangan saham.



Dalam surat tersebut langsung disebutkan rencana perseroan melakukan stock split. "Mengumumkan bahwa Perseroan berencana untuk melakukan perubahan nilai nominal saham (stock split). Perseroan menilai aksi korporasi ini akan membuat saham UNVR menjadi lebih terjangkau oleh investor retail kebanyakan," tulis perseroan dalam keterbukaan informasi tersebut.

Manajemen lebih lanjut menyampaikan, perseroan akan menyampaikan usulan mengenai perubahan nilai nominal saham (stock split) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Waktu pelaksanaan RUPSLB akan diumumkan lebih lanjut.

Namun perseroan belum menyebutkan rasio pemecahan nilai saham yang akan dilakukan perseroan. Hingga akhir perdagangan pekan lalu, nilai saham UNVR diperdagangkan pada harga Rp 47.000/unit.

Jika diasumsikan perseroan akan melakukan stock split 1:10 maka harga saham berada pada level Rp 4.700/unit. Namun jika rasionya 1:5 makan harga saham Rp 9.400/unit.

Tentu saja pemecahan nilai saham ini akan membuat investor lebih murah untuk membelinya. Jika ingin membeli satu lot cukup dengan Rp 470.000 atau Rp 940.000 saja, tidak perlu mengeluarkan uang Rp 4,7 juta/lot.


Saat ini total jumlah saham yang dicatatkan perseroan di BEI mencapai 7,63 miliar unit. Dari total jumlah saham tersebut, 84,99% atau 6.484.877.500 dimiliki oleh Unilever Indonesia Holding B.V dan sisanya 15.01% atau 1.145.122.500 dimiliki oleh publik atau masyarakat.

Saham UNVR merupakan salah satu saham berkapitalisasi besar yang cukup aktif dan likuid ditransaksikan di para pelaku pasar. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri fast moving consumer goods (FMCG), UNVR juga punya reputasi yang cukup baik.

Perusahaan yang dipimpin Hermant Bakhsi ini punya nilai kapitalisasi Rp 356,61 triliun, merupakan yang terbesar setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal II 2019, nilai aset UNVR saat ini tercatat mencapai Rp 21,87 triliun. Untuk sekedar mengingatkan, perseroan adalah market leader untuk produk-produk kebutuhan rumah tangga, seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall's, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai langkah yang dilakukan oleh UNVR akan membuat sahamnya menjadi lebih likuid. Ini akan membuat lebih banyak investor yang bisa mentransaksikan saham UNVR.

"Bagus. Ini akan mebuat lebih likuid," kata Suria Dharma.

Siasat Unilever Jadi Jawara Consumer Goods RI
[Gambas:Video CNBC]

Namun harga saham UNVR boleh dibilang tak lagi murah. Pada harga Rp 47.000/unit, valuasi price to earning ratio saham UNVR sekitar 48,5 x.

Suria memberikan catatan, meskipun PER sudah relatif premium tetapi return on equity (REO) UNVR mencapai 100%. "Memang selalu premium, tapi ROE UNVR itu 100%," jelasnya.

Selain itu, Suria juga mengingatkan bahwa payout dividen UNVR setiap tahun itu 100%. Hampir setiap tahun UNVR membagikan 100% laba bersihnya kepada pemegang saham.

Tahun ini, seluruh laba bersih perseroan untuk tahun buku 2018 dibagikan sebagai dividen sebesar Rp 9 triliun. Setiap pemegang saham akan menerima dividen final sebesar Rp 1.185/unit, termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada 5 Desember 2018 lalu.

Ini menjadi insentif tersendiri bagi investor, selain keuntungan dari capital gain, investor juga bisa menikmati keuntungan dari dividend yield.


Dari sisi kinerja, hingga  enam bulan pertama tahun ini, Unilever mencatat pemasukan sebesar Rp 21,46 triliun atau naik 1,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 21,18 triliun.

Meskipun hanya naik tipis, perolehan ini lebih baik dari kuartal sebelumnya dimana, pendapatan perusahaan hingga akhir Maret 2019 terkoreksi 0,76% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 10,66 triliun.

Capaian lainnya yang juga lebih baik dari kuartal I-2019 adalah laba bersih UNVR yang tidak lagi bergerak ke selatan, namun sekarang beralih bergerak ke utara.

Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan mencatatkan kenaikan 5,21% YoY pada pos laba bersih, sehingga total keuntungan yang berhasil dikantongi perusahaan sebesar Rp 3,7 triliun.

Laba bersih perusahaan mampu tumbuh positif pada saat dua pos beban tertekan, yakni pos beban penjualan yang terkoreksi 2,01% YoY menjadi Rp 3,94 triliun dan pos beban keuangan yang anjlok 37,95% YoY ke level Rp 74,9 miliar.

Akan tetapi, patut dicatat bahwa karena pertumbuhan pos pendapatan dan pos laba bersih yang relatif terbatas, maka tidak ada perubahan signifikan pada imbal hasil yang dibukukan perusahaan.

Marjin bersih UNVR per akhir Juni 2019 tercatat sebesar 17,23% atau hanya 0,64% lebih besar jika dibandingkan dengan capaian semester I-2018.

Lebih lanjut, selain marjin bersih tingkat imbal hasil perusahaan juga dapat dinilai dari return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).

ROA dan ROE mengindikasi kemampuan perusahaan memanfaatkan aset dan modal (ekuitas) untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilainnya, semakin besar imbal hasil yang didapat perusahaan.

Per akhir Juni 2019, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 21,83 triliun, sehingga ROA perusahaan menjadi 16,94%, dimana capaian ini turun tipis dari perolehan semester I-2018 yang ada di 17,12%.

Sedangkan dengan total ekuitas sebesar Rp 5,08 triliun, maka perolehan ROE UNVR senilai 72,85%, sedikit lebih unggul dari perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar 70,12%.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa meski mencatatkan kenaikan pada pos pendapatan dan laba bersih, analisis fundamental UNVR menggambarkan performa keuangan perusahaan yang tergolong stabil.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular