
Jreng! Investor Ritel Berbahagialah, UNVR akan Stock Split
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
30 September 2019 06:28

Namun harga saham UNVR boleh dibilang tak lagi murah. Pada harga Rp 47.000/unit, valuasi price to earning ratio saham UNVR sekitar 48,5 x.
Suria memberikan catatan, meskipun PER sudah relatif premium tetapi return on equity (REO) UNVR mencapai 100%. "Memang selalu premium, tapi ROE UNVR itu 100%," jelasnya.
Selain itu, Suria juga mengingatkan bahwa payout dividen UNVR setiap tahun itu 100%. Hampir setiap tahun UNVR membagikan 100% laba bersihnya kepada pemegang saham.
Tahun ini, seluruh laba bersih perseroan untuk tahun buku 2018 dibagikan sebagai dividen sebesar Rp 9 triliun. Setiap pemegang saham akan menerima dividen final sebesar Rp 1.185/unit, termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada 5 Desember 2018 lalu.
Ini menjadi insentif tersendiri bagi investor, selain keuntungan dari capital gain, investor juga bisa menikmati keuntungan dari dividend yield.
Dari sisi kinerja, hingga enam bulan pertama tahun ini, Unilever mencatat pemasukan sebesar Rp 21,46 triliun atau naik 1,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 21,18 triliun.
Meskipun hanya naik tipis, perolehan ini lebih baik dari kuartal sebelumnya dimana, pendapatan perusahaan hingga akhir Maret 2019 terkoreksi 0,76% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 10,66 triliun.
Capaian lainnya yang juga lebih baik dari kuartal I-2019 adalah laba bersih UNVR yang tidak lagi bergerak ke selatan, namun sekarang beralih bergerak ke utara.
Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan mencatatkan kenaikan 5,21% YoY pada pos laba bersih, sehingga total keuntungan yang berhasil dikantongi perusahaan sebesar Rp 3,7 triliun.
Laba bersih perusahaan mampu tumbuh positif pada saat dua pos beban tertekan, yakni pos beban penjualan yang terkoreksi 2,01% YoY menjadi Rp 3,94 triliun dan pos beban keuangan yang anjlok 37,95% YoY ke level Rp 74,9 miliar.
Akan tetapi, patut dicatat bahwa karena pertumbuhan pos pendapatan dan pos laba bersih yang relatif terbatas, maka tidak ada perubahan signifikan pada imbal hasil yang dibukukan perusahaan.
Marjin bersih UNVR per akhir Juni 2019 tercatat sebesar 17,23% atau hanya 0,64% lebih besar jika dibandingkan dengan capaian semester I-2018.
Lebih lanjut, selain marjin bersih tingkat imbal hasil perusahaan juga dapat dinilai dari return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
ROA dan ROE mengindikasi kemampuan perusahaan memanfaatkan aset dan modal (ekuitas) untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilainnya, semakin besar imbal hasil yang didapat perusahaan.
Per akhir Juni 2019, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 21,83 triliun, sehingga ROA perusahaan menjadi 16,94%, dimana capaian ini turun tipis dari perolehan semester I-2018 yang ada di 17,12%.
Sedangkan dengan total ekuitas sebesar Rp 5,08 triliun, maka perolehan ROE UNVR senilai 72,85%, sedikit lebih unggul dari perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar 70,12%.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa meski mencatatkan kenaikan pada pos pendapatan dan laba bersih, analisis fundamental UNVR menggambarkan performa keuangan perusahaan yang tergolong stabil. (hps/sef)
Suria memberikan catatan, meskipun PER sudah relatif premium tetapi return on equity (REO) UNVR mencapai 100%. "Memang selalu premium, tapi ROE UNVR itu 100%," jelasnya.
Selain itu, Suria juga mengingatkan bahwa payout dividen UNVR setiap tahun itu 100%. Hampir setiap tahun UNVR membagikan 100% laba bersihnya kepada pemegang saham.
Ini menjadi insentif tersendiri bagi investor, selain keuntungan dari capital gain, investor juga bisa menikmati keuntungan dari dividend yield.
Dari sisi kinerja, hingga enam bulan pertama tahun ini, Unilever mencatat pemasukan sebesar Rp 21,46 triliun atau naik 1,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 21,18 triliun.
Meskipun hanya naik tipis, perolehan ini lebih baik dari kuartal sebelumnya dimana, pendapatan perusahaan hingga akhir Maret 2019 terkoreksi 0,76% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 10,66 triliun.
Capaian lainnya yang juga lebih baik dari kuartal I-2019 adalah laba bersih UNVR yang tidak lagi bergerak ke selatan, namun sekarang beralih bergerak ke utara.
Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan mencatatkan kenaikan 5,21% YoY pada pos laba bersih, sehingga total keuntungan yang berhasil dikantongi perusahaan sebesar Rp 3,7 triliun.
Laba bersih perusahaan mampu tumbuh positif pada saat dua pos beban tertekan, yakni pos beban penjualan yang terkoreksi 2,01% YoY menjadi Rp 3,94 triliun dan pos beban keuangan yang anjlok 37,95% YoY ke level Rp 74,9 miliar.
Akan tetapi, patut dicatat bahwa karena pertumbuhan pos pendapatan dan pos laba bersih yang relatif terbatas, maka tidak ada perubahan signifikan pada imbal hasil yang dibukukan perusahaan.
Marjin bersih UNVR per akhir Juni 2019 tercatat sebesar 17,23% atau hanya 0,64% lebih besar jika dibandingkan dengan capaian semester I-2018.
Lebih lanjut, selain marjin bersih tingkat imbal hasil perusahaan juga dapat dinilai dari return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
ROA dan ROE mengindikasi kemampuan perusahaan memanfaatkan aset dan modal (ekuitas) untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilainnya, semakin besar imbal hasil yang didapat perusahaan.
Per akhir Juni 2019, total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 21,83 triliun, sehingga ROA perusahaan menjadi 16,94%, dimana capaian ini turun tipis dari perolehan semester I-2018 yang ada di 17,12%.
Sedangkan dengan total ekuitas sebesar Rp 5,08 triliun, maka perolehan ROE UNVR senilai 72,85%, sedikit lebih unggul dari perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar 70,12%.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa meski mencatatkan kenaikan pada pos pendapatan dan laba bersih, analisis fundamental UNVR menggambarkan performa keuangan perusahaan yang tergolong stabil. (hps/sef)
Pages
Most Popular