Saham Kapitalisasi Rp 100 T

Anjlok 5% Lebih, Kapitalisasi HMSP Kini Disalip Unilever

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 July 2019 20:00
Saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) terus tergerus kapitalisasinya.
Foto: Kapitalisasi Pasar Emiten Bank Berulang Kali Tembus Rekor (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) terus tergerus kapitalisasinya. Pelemahan harga sahamnya minggu lalu yang mencapai 5,2% membuat kapitalisasi pasarnya (market cap) turun sebesar Rp 27,9 triliun per akhir pekan kemarin.

Posisinya terus mengalami penurunan, bahkan kini disalip oleh PT Unilever Indonesia. Sebenarnya kedua saham tersebut sama-sama mengalami penurunan, hanya saja persentase pada penurunan UNVR lebih kecil yakni hanya sebesar 1,05% pada minggu lalu.

Untuk posisi pertama masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market cap Rp 763,69 triliun. Nilai kapitalisasi pasar anak perusahaan Djarum tersebut sebenarnya turun tetapi bobotnya justru naik terhadap IHSG yakni menjadi 10,5%, dikarenakan sahamnya yang tahan banting di kala IHSG tergerus lebih dari 2%.

Untuk posisi kedua masih ditempati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi Rp 547,66 triliun atau setara 7,58%.

Berikut daftar lengkap saham-saham dengan market cap jumbo di atas Rp 100 triliun yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI):

Daftar Emiten dengan Market Cap terbesar pada IHSG
NoKode SahamMarket Cap (Triliun Rp)Harga SahamBobot (%IHSG)Kinerja 1 Minggu (%)
1BBCA763,6930.95010,51-1,51
2BBRI547,664.4607.58-1,33
4TLKM412,14.2005.79-2,35
3BMRI361,677.8005-0,32
5UNVR341,8243.2004.58-1,05
6HMSP338,492.8204.56-5,21
7ASII286,427.1754.040,35
8BBNI157,118.3502.14-4,80
9GGRM144,2174.7502-5,13
10ICBP123,3210.5501.71-0,70
11TPIA108,786.0751.51.67
Diolah dari berbagai sumber

Sepanjang minggu lalu IHSG lebih banyak tertekan karena didorong sentimen negatif dari dalam negeri dan global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara akumulatif melemah 2,03% dan kandas di level 6.325. Penurunan tersebut membuat market cap IHSG tergerus sebesar Rp 150 triliun menjadi Rp 7.252 triliun pada akhir pekan kemarin.

Dari dalam negeri, faktor yang memberatkan IHSG berasal dari perubahan komposisi dari konstituen penghuni saham-saham paling likuid (LQ45) yang dikerluarkan oleh pihak bursa per Kamis kemarin. Bursa mulai memperhitungkan bobot saham beredar emiten (free float), dengan mengurangi bobot emiten yang free float-nya kecil.

Dampaknya, reksa dana maupun produk investasi yang mengacu pada indeks LQ45 tersebut harus menyesuaikan kebijakan baru tersebut dan memengaruhi harga saham HMSP yang free float sahamnya hanya 7,5%.

Sentimen eksternal juga tidak kalah garangnya, keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) yang mempertahankan suku bunganya membuat pelaku pasar kecewa. Pasalnya, Presiden Eropa yakni Mario Draghi mengatakan bahwa pihaknya melihat ancaman resesi sangat kecil di wilayahnya.

Hal ini memantik kecemasan pelaku pasar Wall Street yang melihat the Federal Reserves berpotensi tidak akan terlalu dovish dalam mengumumkan kebijakan suku bunganya Selasa-Rabu waktu setempat. Pasalnya ekonomi AS saat ini dianggap lebih baik dari Eropa.

Apalagi Ekonomi AS tumbuh sebesar 2,1% pada kuartal kedua pada pembacaan pertama (prelim) minggu kemarin. Hasil tersebut lebih tinggi jika dibandingkan konsensus dari para ekonom yang disurvei di CNBC / Moody's Analytics Rapid Update, yang meramal ekonomi AS hanya tumbuh 1,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Saling Sikut Emiten di Klasemen Market Cap Rp 100 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular