
Duh! IHSG Merah Sendirian, Padahal Bursa Asia Menghijau
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 September 2019 12:47

Sayangnya, berbeda dengan mayoritas bursa saham di Asia yang menyambut baik rilis data ekonomi Negeri Tiongkok, bursa saham acuan Tanah Air justru masih terjebak dengan tensi dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Presiden AS Donald Trump diketahui berniat untuk menggandakan bea masuk yang diberikan kepada produk asal China setelah dia mengetahui bahwa Negeri berencana Tiongkok melakukan aksi retaliasi (aksi balasan) dengan membebani tarif tambahan atas produk AS senilai US$ 75 miliar.
Akan tetapi, niat tersebut dibatalkan setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memperingatkan Trump bahwa tindakan tersebut dapat berdampak pada pasar saham dan perekonomian.
Trump kemudian mengatakan lewat akun Twitter pribadinya bahwa dia dapat mengambil tindakan yang lebih ekstrim terhadap China jika dia kembali memenangkan pemilihan presiden AS tahun depan, dilansir CNBC International.
“.. Lalu, pikirkan apa yang terjadi pada China ketika saya menang. Kesepakatan akan ‘LEBIH SULIT!’ Sementara itu, rantai pasokan China akan hancur, dan bisnis, pekerjaan, dan uang akan hilang!” cuit Trump.
Presiden Negeri Adidaya ke-45 tersebut, sering kali secara terbuka menyampaikan bahwa Beijing sedang berusaha menghambat negosiasi dagang dengan harapan jika tahun depan presiden terpilih datang dari partai oposisi, maka China akan mendapat kesepakatan yang lebih baik, dilansir Reuters.
Lebih lanjut, sejatinya pelemahan yang dicatatkan IHSG hari ini juga tidak terlepas dari aksi ambil untung yang dilakukan investor. Pasalnya, pada pekan kemarin, IHSG membukukan penguatan 4 hari beruntun dengan total kenaikan hingga 1,83%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
Presiden AS Donald Trump diketahui berniat untuk menggandakan bea masuk yang diberikan kepada produk asal China setelah dia mengetahui bahwa Negeri berencana Tiongkok melakukan aksi retaliasi (aksi balasan) dengan membebani tarif tambahan atas produk AS senilai US$ 75 miliar.
Akan tetapi, niat tersebut dibatalkan setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memperingatkan Trump bahwa tindakan tersebut dapat berdampak pada pasar saham dan perekonomian.
“.. Lalu, pikirkan apa yang terjadi pada China ketika saya menang. Kesepakatan akan ‘LEBIH SULIT!’ Sementara itu, rantai pasokan China akan hancur, dan bisnis, pekerjaan, dan uang akan hilang!” cuit Trump.
Presiden Negeri Adidaya ke-45 tersebut, sering kali secara terbuka menyampaikan bahwa Beijing sedang berusaha menghambat negosiasi dagang dengan harapan jika tahun depan presiden terpilih datang dari partai oposisi, maka China akan mendapat kesepakatan yang lebih baik, dilansir Reuters.
Lebih lanjut, sejatinya pelemahan yang dicatatkan IHSG hari ini juga tidak terlepas dari aksi ambil untung yang dilakukan investor. Pasalnya, pada pekan kemarin, IHSG membukukan penguatan 4 hari beruntun dengan total kenaikan hingga 1,83%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Most Popular