
Proyek LRT Bikin Arus Kas Adhi Karya Negatif
Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 August 2019 14:04

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) mengakui saat ini perusahaan tengah menghadapi arus kas operasi yang negatif. Kondisi ini disebabkan karena tak lancarnya pembayaran dari sejumlah proyek yang digarapnya, terutama proyek light rail transit (LRT) Jabodebek.
Direktur Keuangan Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan perusahaan telah mengeluarkan dana mencapai Rp 14 triliun untuk proyek tersebut. Namun pembayaran dari PT Kereta Api Indonesia dan Kementerian Perhubungan saat ini justru mandeg, baru dibayarkan Rp 7,1 triliun kepada perusahaan.
"Seperti saya sampaikan salah satu anchor itu kan LRT sudah dibiayai sampai Rp 14 triliun dan sampai dengan hari ini baru terima nett Rp 7,1 triliun. Banyak taghihan yang diproses di KAI dan perhubungan [Kementerian Perhubungan]. Ini salah satu yang berkontribusi pada negatifnya cashflow Adhi," kata Entus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode semester I-2019 lalu, jumlah arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi induk saja berada di posisi negatof Rp 1,89 triliun. Berbanding terbalik dengan kondisi di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 8,92 miliar.
Untuk keluar dari kondisi keuangan negatif ini, perusahaan tengah menunggu pembayaran proyek LRT ini senilai Rp 1,5 triliun dan Rp 1,6 triliun yang diharapkan bisa dikantongi jelang akhir tahun ini.
Belum lagi perusahaan juga akan melakukan penjualan piutang (anjak piutang/factoring) dari proyek tol Sigli-Aceh. Proyek ini memiliki nilai kontrak senilai Rp 1 trilun, sedangkan factoring yang akan dilakukan untuk 70% dari nilai piutang tersebut, atau senilai Rp 700 miliar.
Begini Progres Pembangunan LRT Jabodetabek
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Wow! Adhi Karya Sukses Pasang Longspan Terpanjang Dunia
Direktur Keuangan Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan perusahaan telah mengeluarkan dana mencapai Rp 14 triliun untuk proyek tersebut. Namun pembayaran dari PT Kereta Api Indonesia dan Kementerian Perhubungan saat ini justru mandeg, baru dibayarkan Rp 7,1 triliun kepada perusahaan.
"Seperti saya sampaikan salah satu anchor itu kan LRT sudah dibiayai sampai Rp 14 triliun dan sampai dengan hari ini baru terima nett Rp 7,1 triliun. Banyak taghihan yang diproses di KAI dan perhubungan [Kementerian Perhubungan]. Ini salah satu yang berkontribusi pada negatifnya cashflow Adhi," kata Entus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode semester I-2019 lalu, jumlah arus kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi induk saja berada di posisi negatof Rp 1,89 triliun. Berbanding terbalik dengan kondisi di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 8,92 miliar.
Belum lagi perusahaan juga akan melakukan penjualan piutang (anjak piutang/factoring) dari proyek tol Sigli-Aceh. Proyek ini memiliki nilai kontrak senilai Rp 1 trilun, sedangkan factoring yang akan dilakukan untuk 70% dari nilai piutang tersebut, atau senilai Rp 700 miliar.
Begini Progres Pembangunan LRT Jabodetabek
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Wow! Adhi Karya Sukses Pasang Longspan Terpanjang Dunia
Most Popular