Kabar Mau Jual Menara, Saham Indosat Digoyang!

tahir saleh, CNBC Indonesia
19 August 2019 10:48
Harga saham PT Indosat Tbk (ISAT) langsung melesat pada perdagangan awal pekan ini.
Foto: Ahmad Abdulaziz Al-Neama sebagai Chief Executive Office (CEO) dan Direktur Utama PT Indosat Tbk (ISAT). (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidiq)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Indosat Tbk (ISAT) langsung melesat pada perdagangan awal pekan ini, Senin (19/8/2019), di tengah kabar perusahaan akan melepas menara telekomunikasi (Base Tranceiver Station/BTS) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga 3 tahun ke depan.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham ISAT pagi ini, pukul 10.26 WIB, naik 6,58% di level Rp 3.890/saham. Nilai transaksi sebesar Rp 32,01 miliar dan volume perdagangan 8,41 juta.

Kenaikan saham ISAT ini membuat saham emiten telekomunikasi milik Ooredoo asal Qatar ini sudah meroket hingga 130% sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date (ytd).


Kendati demikian asing hari ini sudah keluar Rp 6,87 miliar, meski sahamnya melesat. Asing sudab melepas saham ISAT secara ytd mencapai Rp 289,64 miliar, sehingga kenaikan saham didorong pembelian investor lokal.

Salah satu sentimen pagi ini ialah Indosat berencana melego beberapa aset menara BTS milik perusahaan kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan Telkom Group. Protelindo adalah anak usaha dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).

"Protelindo yang didukung oleh Djarum Group, bersama Telkom Group milik negara, telah menunjukkan minat untuk mengakuisisi beberapa aset menara telekomunikasi dari Indosat," kata tiga orang yang mengetahui perkembangan kabar ini, dikutip Dealstreetasia.com.

Manajemen ISAT dalam kesempatan sebelumnya memang mengkaji rencana untuk melakukan penerbitan saham baru (rights issue) dan penjualan sejumlah menara BTS untuk memenuhi capex hingga 3 tahun ke depan. Perseroan menganggarkan capex US$ 2 miliar (Rp 28,20 triliun, asumsi lurs Rp 14.100/US$).

Rencana rights issue dan opsi penjualan menara itu pun sudah mendapat izin dari pemegang saham perusahaan. 
Khusus untuk tahun ini, ISAT tersebut membutuhkan dana ekspansi sebesar Rp 10 triliun untuk belanja modal yang akan dipakai untuk membangun sebanyak 18.000 menara BTS 4G sepanjang tahun 2019.

Rencana ini sebetulnya sudah diembuskan oleh direktur utama Indosat sebelumnya yakni Chris Kanter yang menyebut, sumber pendanaan belanja modal akan berasal dari penerbitan obligasi korporasi, rights issue, dan menjual menara.

"Kami masih lihat kemungkinan [rights issue] di semester kedua," kata Ahmad Abdulaziz Al-Neama, Chief Executive Office (CEO) dan Direktur Utama ISAT yang baru, usai RUPSLB, Jumat (2/8/2019) di Jakarta. 

Hanya saja, dia belum membeberkan berapa target dana yang akan dihimpun jika rights issue tersebut direalisasikan.
"Kajiannya sudah dilakukan, kita terbuka dengan semua opsi," kata Ahmad.

Simak ISAT ganti direksi, kinerja masih rugi.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/hps) Next Article Ahmad Abdulaziz Ditunjuk Jadi Dirut Indosat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular