
Habis Jual 3.100 Menara, Indosat Sewa Lagi Menaranya 10 Tahun
Sandi Ferry, CNBC Indonesia
15 October 2019 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Indosat Tbk (ISAT) resmi mengumumkan telah menjual sebanyak 3.100 menara kepada dua pemenang tender yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).
Meski telah menjual ribuan tower tersebut, namun bukan berarti Indosat kehilangan seluruh menara. Hingga saat ini, anak usaha Ooredoo ini masih memiliki 5.000 menara lainnya.
President Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al Neama mengatakan perseroan tidak akan terganggu dengan penjualan dengan jumlah besar itu. Hal ini karena sebagian besar tower masih dimiliki perusahaan. "Ada 5.000 tower yang ada tapi kita tetap fokus ekspansi terhadap 4G," katanya dalam peluncuran Internet 101 di kantor Indosat, Selasa (15/10/2019).
Dia menegaskan penjualan 3.100 menara adalah rencana strategi perusahaan, bukan soal efisiensi atau tidak. Dia menjelaskan ada tiga tujuan utama penjualan menara dengan dana sebesar itu.
Pertama investasi perusahaan, kedua mempercepat tujuan perusahaan sehingga memberikan layanan pelanggan lebih optimal, termasuk juga ekspansi jaringan dan perbaikan di berbagai macam servis lain, dan ketiga mengoptimalkan struktur modal. Dari penjualan itu, perseroan meraih dana Rp 6,39 triliun.
Dana yang sudah ada bisa dibilang mencukupi bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi dan perencanaan perusahaan ke depan. "Enggak mungkin semuanya [menara] tiba-tiba langsung dijual. Penjualan tower itu adalah keputusan strategis untuk opsi pendanaan invest struktur modal di Indosat," sebutnya.
Meski sudah menjual 3100 tower yang dimiliki, namun Al Neama memastikan bahwa penjualan ini tidak akan mengganggu jalannya layanan kepada pelanggan. "Jadi sebenarnya menjual menara itu untuk mendapatkan dana. Struktur modal tadi," jelasnya.
Nantinya, Indosat akan menyewa tower yang sudah dijualnya itu kembali selama 10 tahun atau leaseback. "Jadi secara cakupan tidak akan mengganggu karena itu memberikan dana investasi untuk perusahaan jadi bukan berarti aset itu dijual kemudian mati," papar Al Neama.
"Jadi dalam hal ini dengan kita menjual, kita mendapat invest dan melakukan leaseback [sewa kembali] 10 tahun ke depan."
Nilai penjualan Rp 6,39 triliun itu setara dengan dengan 54,30% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan ISAT 30 Juni 2019.
Dari 3.100 menara, 2.100 di antaranya diambil oleh Mitratel (anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi) dan sisanya diambil PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), perusahaan milik PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Penjualan menara ini sontak membuat harga saham ISAT melesat 4,61% di level Rp 3.180/saham pada sesi I, Selasa ini (15/10/2019) dengan catatan investor asing masuk (net buy) sebesar Rp 19,16 miliar.
"Penyelesaiannya ini diperkirakan akhir tahun selesai," kata Al Neama.
Meski telah menjual ribuan tower tersebut, namun bukan berarti Indosat kehilangan seluruh menara. Hingga saat ini, anak usaha Ooredoo ini masih memiliki 5.000 menara lainnya.
President Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Ahmad Al Neama mengatakan perseroan tidak akan terganggu dengan penjualan dengan jumlah besar itu. Hal ini karena sebagian besar tower masih dimiliki perusahaan. "Ada 5.000 tower yang ada tapi kita tetap fokus ekspansi terhadap 4G," katanya dalam peluncuran Internet 101 di kantor Indosat, Selasa (15/10/2019).
![]() |
Dia menegaskan penjualan 3.100 menara adalah rencana strategi perusahaan, bukan soal efisiensi atau tidak. Dia menjelaskan ada tiga tujuan utama penjualan menara dengan dana sebesar itu.
Pertama investasi perusahaan, kedua mempercepat tujuan perusahaan sehingga memberikan layanan pelanggan lebih optimal, termasuk juga ekspansi jaringan dan perbaikan di berbagai macam servis lain, dan ketiga mengoptimalkan struktur modal. Dari penjualan itu, perseroan meraih dana Rp 6,39 triliun.
Dana yang sudah ada bisa dibilang mencukupi bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi dan perencanaan perusahaan ke depan. "Enggak mungkin semuanya [menara] tiba-tiba langsung dijual. Penjualan tower itu adalah keputusan strategis untuk opsi pendanaan invest struktur modal di Indosat," sebutnya.
Meski sudah menjual 3100 tower yang dimiliki, namun Al Neama memastikan bahwa penjualan ini tidak akan mengganggu jalannya layanan kepada pelanggan. "Jadi sebenarnya menjual menara itu untuk mendapatkan dana. Struktur modal tadi," jelasnya.
Nantinya, Indosat akan menyewa tower yang sudah dijualnya itu kembali selama 10 tahun atau leaseback. "Jadi secara cakupan tidak akan mengganggu karena itu memberikan dana investasi untuk perusahaan jadi bukan berarti aset itu dijual kemudian mati," papar Al Neama.
"Jadi dalam hal ini dengan kita menjual, kita mendapat invest dan melakukan leaseback [sewa kembali] 10 tahun ke depan."
Nilai penjualan Rp 6,39 triliun itu setara dengan dengan 54,30% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan ISAT 30 Juni 2019.
Dari 3.100 menara, 2.100 di antaranya diambil oleh Mitratel (anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi) dan sisanya diambil PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), perusahaan milik PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Penjualan menara ini sontak membuat harga saham ISAT melesat 4,61% di level Rp 3.180/saham pada sesi I, Selasa ini (15/10/2019) dengan catatan investor asing masuk (net buy) sebesar Rp 19,16 miliar.
"Penyelesaiannya ini diperkirakan akhir tahun selesai," kata Al Neama.
Catatan CNBC Indonesia, memang bukan kali ini saja perseroan melepas asetnya, pada 2013, Indosat melepas 2.500 menaranya ke PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai US$ 406 juta (sebelum dikenakan beberapa penyesuaian harga). Dari total nilai akuisisi tersebut, sebesar 17,98% atau US$ 73 juta dibayar dalam bentuk saham dari perusahaan menara itu.
Telkom resmi akuisisi 2.100 menara Indosat(tas) Next Article Ahmad Abdulaziz Ditunjuk Jadi Dirut Indosat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular