Dolar Australia Menguat, Tapi Masih di Level Terlemah 3 Tahun
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 August 2019 18:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (15/8/19), meski demikian Mata Uang Kanguru ini masih berada di dekat level terlemah tiga tahun.
Pada pukul 17:30 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.654,02 atau menguat 0,48% di pasar spot, melansir data Refintiv. Sebelumnya bahkan dolar Australia sempat menguat ke level 9.703,98. Sementara level terlemah tiga tahun dolar Australia Rp 9.535,24 dicapai pada 7 Agustus lalu.
Data yang dirilis dari Australia hari ini cukup menopang penguatan mata uangnya. Biro Statistik Australia melaporkan, sepanjang Juli terdapat penyerapan tenaga kerja sebanyak 41.100 orang, jauh lebih banyak dari prediksi di Forex Factory sebesar 14.200 orang.
Angka pada Juli tersebut tentunya menggembirakan, setelah pada Juni terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 23.000 orang. Selain itu, tingkat pengangguran dilaporkan tetap 5,2%.
Sementara itu dari dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data neraca dagang Juli.
Sepanjang Juli 2019, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih baik dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 11,59%. Sementara itu, impor tercatat jatuh 15,21% YoY, juga lebih baik ketimbang konsensus yakni koreksi sebesar 17,76% YoY.
Alhasil, neraca dagang tercatat membukukan defisit senilai US$ 63,5 juta, lebih baik dibandingkan konsensus yang sebesar US$ 384,5 juta.
Defisit neraca dagang Indonesia lebih baik dari prediksi, tetapi belum sanggup mendongkrak performa rupiah lebih jauh. Mata Uang Garuda hanya mampu menipiskan pelemahan melawan Mata Uang Kanguru.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada pukul 17:30 WIB, dolar Australia diperdagangkan di level Rp 9.654,02 atau menguat 0,48% di pasar spot, melansir data Refintiv. Sebelumnya bahkan dolar Australia sempat menguat ke level 9.703,98. Sementara level terlemah tiga tahun dolar Australia Rp 9.535,24 dicapai pada 7 Agustus lalu.
Data yang dirilis dari Australia hari ini cukup menopang penguatan mata uangnya. Biro Statistik Australia melaporkan, sepanjang Juli terdapat penyerapan tenaga kerja sebanyak 41.100 orang, jauh lebih banyak dari prediksi di Forex Factory sebesar 14.200 orang.
Angka pada Juli tersebut tentunya menggembirakan, setelah pada Juni terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 23.000 orang. Selain itu, tingkat pengangguran dilaporkan tetap 5,2%.
Sementara itu dari dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data neraca dagang Juli.
Sepanjang Juli 2019, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih baik dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi hingga 11,59%. Sementara itu, impor tercatat jatuh 15,21% YoY, juga lebih baik ketimbang konsensus yakni koreksi sebesar 17,76% YoY.
Alhasil, neraca dagang tercatat membukukan defisit senilai US$ 63,5 juta, lebih baik dibandingkan konsensus yang sebesar US$ 384,5 juta.
Defisit neraca dagang Indonesia lebih baik dari prediksi, tetapi belum sanggup mendongkrak performa rupiah lebih jauh. Mata Uang Garuda hanya mampu menipiskan pelemahan melawan Mata Uang Kanguru.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular