
Lapkeu Sempat Dipoles, Semester I Garuda Cetak Laba Rp 337 M
Monica Wareza, CNBC Indonesia
01 August 2019 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akhirnya melaporkan kinerja semester I-2019, setelah sempat digoyang kabar kesalahan penyajian laporan keuangan tahun buku 2018.
Sepanjang semester pertama 2019 Garuda kembali mencatatakan untung senilai US$ 24,11 juta atau Rp 337,59 miliar (dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$). Setelah pada kuartal I-2019 juga tercatat membukukan untung.
Laba bersih ini berhasil dikantongi setelah di periode yang sama tahun lalu perusahaan mencatatkan kerugian bersih senilai US$ 116,85 juta.
Pendapatan perusahaan naik tipis sebesar 9,74% secara year on year (YoY) menjadi US$ 2,19 miliar (Rp 30,70 triliun). Naik dari US$ 1,99 miliar (Rp 27,98 triliun).
Pada periode enam bulan pertama tahun ini perusahaan mati-matian melakukan efisiensi dengan menurunkan beban usaha. Hasilnya, beban usaha turun menjadi US$ 2,10 miliar, dari sebelumnya sebesar US$ 2,14 miliar.
Beberapa pos beban yang mengalami penurunan antara lain beban operasional penerbangan, beban bandara, beban pelayanan penumpang, beban administrasi umum dan beban operasional jaringan.
Sebenarnya, sepanjang kuartal kedua 2019 ini laba perusahaan tak naik banyak. Sebab di kuartal I-2019 jumlah laba mencapai US$ 20,48 juta. Sehingga jika dilakulasikan laba di kuartal II-2019 hanya US$ 3,63 juta atau naik 17,74%.
Namun sayang, kinerja positif tersebut kurang di apresiasi invetor. Pagi saham Garuda sempat anjlok sampai 1,50% ke harga Rp 394/saham. Asing mengobral saham ini dengan nilai mencapai Rp 59,95 juta.
(hps/hps) Next Article Bos Garuda Buka-bukaan Soal Putus Kontrak 135 Pilot
Sepanjang semester pertama 2019 Garuda kembali mencatatakan untung senilai US$ 24,11 juta atau Rp 337,59 miliar (dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$). Setelah pada kuartal I-2019 juga tercatat membukukan untung.
Laba bersih ini berhasil dikantongi setelah di periode yang sama tahun lalu perusahaan mencatatkan kerugian bersih senilai US$ 116,85 juta.
Pada periode enam bulan pertama tahun ini perusahaan mati-matian melakukan efisiensi dengan menurunkan beban usaha. Hasilnya, beban usaha turun menjadi US$ 2,10 miliar, dari sebelumnya sebesar US$ 2,14 miliar.
Beberapa pos beban yang mengalami penurunan antara lain beban operasional penerbangan, beban bandara, beban pelayanan penumpang, beban administrasi umum dan beban operasional jaringan.
Sebenarnya, sepanjang kuartal kedua 2019 ini laba perusahaan tak naik banyak. Sebab di kuartal I-2019 jumlah laba mencapai US$ 20,48 juta. Sehingga jika dilakulasikan laba di kuartal II-2019 hanya US$ 3,63 juta atau naik 17,74%.
Namun sayang, kinerja positif tersebut kurang di apresiasi invetor. Pagi saham Garuda sempat anjlok sampai 1,50% ke harga Rp 394/saham. Asing mengobral saham ini dengan nilai mencapai Rp 59,95 juta.
(hps/hps) Next Article Bos Garuda Buka-bukaan Soal Putus Kontrak 135 Pilot
Most Popular