Disindir Dahlan soal 'Sulap' Lapkeu, Ini Kata Direktur Garuda

Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 July 2019 09:10
Utak-utik laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) tahun 2018 yang berujung pada penyajian kembali atau restatement.
Foto: Garuda Batalkan Kontrak Inflight Wifi Citilink dengan Mahata (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Utak-utik laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) tahun 2018 yang berujung pada penyajian kembali atau restatement laporan keuangan tersebut membuat mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan angkat bicara.

Dalam 'Catatan Harian Dahlan Iskan' yang dipublikasi di situs DI's Way, mantan Menteri BUMN era 2011-2014 itu menyebut direksi Garuda handal dalam menyulap laporan keuangan, sehingga perusahaan seharusnya merugi menjadi untung.

"Saya kagum dengan Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia itu. Ia pasti sangat ahli keuangan. Kalau tidak, mana mungkin bisa. Dalam keadaan bisnis seperti itu Garuda bisa laba Rp 70 miliar. Di laporan keuangan tahun 2018 yang ia buat," tulis mantan wartawan ini.


"Saya ingin melansir satu mantra berikut ini: "Mereka boleh pintar, kita tidak boleh bodoh". Mantra yang saya beri tanda kutip itu baiknya dipegang oleh siapa saja," tulis Dahlan lagi.

Namun disindir demikian, 
Direksi Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal menolak untuk berkomentar terkait dengan pernyataan Dahlan tersebut.

"No comment," kata Fuad Rizal, kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/7/2019) malam.


Fuad Rizal
 menangani keuangan dan manajemen risiko di Garuda. Ia berlatar belakang Teknik Industri ITB, dan sebelumnya menjabat VP Treasury Management Garuda dan Associate Director Standard Chartered Indonesia.

Emiten penerbangan BUMN ini akhirnya menyajikan ulang (restatement) laporan keuangan tahun buku 2018. Dalam penyajian ulang laporan keuangan tersebut, Garuda mencatatkan kerugian, bukan untung seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Dalam materi paparan publik yang disampaikan Garuda, setelah ada penyesuaian pencatatan maskapai penerbangan ini merugi US$ 175 juta atau setara Rp 2,45 triliun (kurs Rp 14.004/US$).


Angka tersebut cukup fantastis. Pasalnya sebelum restatement Garuda tercatat membukukan keuntungan US$ 5 juta atau setara Rp 70,02 miliar.

Beruntung pada kuartal I-2019 kinerja Garuda mulai membaik. Langkah perseroan menaikkan harga tiket berdampak positif terhadap kinerja kuartal I-2019.

"[Kuartal I-2019] untung US$ 19,7 juta. Ini pure operasional jadi tidak ada one off. Jadi kondisi Garuda dengan model bisnis baru cukup solid," kata Fuad Rizal, dalam public expose insidentil di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (26/07/2019).


Terus merugi, Garuda disarankan cost restructuring.

[Gambas:Video CNBC]


(tas) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular