
Mata Uang Garuda Terkam Lagi Mata Uang Kanguru
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 July 2019 18:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (30/7/19). Hingga hari ini Mata Uang Kanguru sudah melemah dalam tujuh dari delapan hari beruntun melawan Mata Uang Garuda, dan berada di level terlemahnya sejak Desember 2016.
Pada pukul 18:15 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 9.645,12 atau melemah 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Outlook kebijakan moneter Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) masih menjadi sentimen negatif bagi mata uangnya. Dalam dua bulan terakhir RBA sudah memangkas suku bunga dua kali masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi 1% dan merupakan rekor terendah sepanjang masa.
Tidak hanya itu, Gubernur RBA Philip Lowe berulang kali menyatakan suku bunga akan dipangkas lagi seandainya pertumbuhan ekonomi Australia tidak juga terakselerasi dan inflasi masih rendah.
Bank Indonesia (BI) juga melakukan pemangkasan suku bunga, tetapi bedanya BI mengambil kebijakan tersebut karena memiliki ruang lebih besar untuk melonggarkan moneter, terutama karena inflasi yang terjaga. Ruang tersebut dimanfaatkan oleh BI untuk memacu perekonomian lebih kencang.
Sementara itu, RBA memangkas suku bunga akibat melambatnya perekonomian, pasar tenaga kerja yang mengendur, dan inflasi yang lemah.
Pemangkasan suku bunga oleh RBA membuat spread suku bunga antara Indonesia dan Australia masih cukup lebar, sehingga berinvestasi di instrumen rupiah masih lebih menguntungkan. Ini yang membuat mata uang Tanah Air punya daya tawar yang masih oke.
Dalam delapan hari terakhir, total dolar Australia melemah 2,33%, dan sepanjang tahun ini atau secara year-to-date anjlok 4,76%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada pukul 18:15 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 9.645,12 atau melemah 0,28% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Outlook kebijakan moneter Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) masih menjadi sentimen negatif bagi mata uangnya. Dalam dua bulan terakhir RBA sudah memangkas suku bunga dua kali masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi 1% dan merupakan rekor terendah sepanjang masa.
Tidak hanya itu, Gubernur RBA Philip Lowe berulang kali menyatakan suku bunga akan dipangkas lagi seandainya pertumbuhan ekonomi Australia tidak juga terakselerasi dan inflasi masih rendah.
Bank Indonesia (BI) juga melakukan pemangkasan suku bunga, tetapi bedanya BI mengambil kebijakan tersebut karena memiliki ruang lebih besar untuk melonggarkan moneter, terutama karena inflasi yang terjaga. Ruang tersebut dimanfaatkan oleh BI untuk memacu perekonomian lebih kencang.
Sementara itu, RBA memangkas suku bunga akibat melambatnya perekonomian, pasar tenaga kerja yang mengendur, dan inflasi yang lemah.
Pemangkasan suku bunga oleh RBA membuat spread suku bunga antara Indonesia dan Australia masih cukup lebar, sehingga berinvestasi di instrumen rupiah masih lebih menguntungkan. Ini yang membuat mata uang Tanah Air punya daya tawar yang masih oke.
Dalam delapan hari terakhir, total dolar Australia melemah 2,33%, dan sepanjang tahun ini atau secara year-to-date anjlok 4,76%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular