
Analisis
The Fed Cenderung Tak Agresif, Penguatan Euro Bakal Terbatas
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 July 2019 16:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin kemarin, dan pada hari ini (30/7/19) masih cukup kuat.
Namun mata uang 19 negara ini terlihat tidak akan mampu menguat lebih jauh lagi, mengingat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengumumkan suku bunga pada Kamis (1/8/19) dini hari.
Penurunan suku bunga secara teori akan melemahkan nilai tukar, tetapi The Fed sudah jauh-jauh hari diperkirakan akan melakukan hal tersebut. Karenanya, harga dolar saat ini sudah priced in. Artinya, harga sekarang sudah memfaktorkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25%.
Yang masih membuat pelaku pasar penasaran adalah seberapa dovish The Fed nantinya. Sampai saat ini pelaku pasar masih berkeyakinan The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali yakni di pekan ini, pada September, dan terakhir Desember masing-masing sebesar 25 basis poin.
Hal tersebut tercermin di piranti FedWatch milik CME Group yang menunjukkan probabilitas suku bunga The Fed sebesar 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 38,% berdasarkan data pukul 15:30 WIB. Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya.
Pada perkembangan terbaru, The Fed diprediksi tidak bakal terlalu dovish, jika mengacu pada kebijakan European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BOJ). Kedua bank sentral ini telah mengumumkan kebijakan moneter mereka pekan lalu dan pagi tadi, dan keduanya kompak tidak menunjukkan sikap yang terlalu dovish.
Dengan kondisi ekonomi zona euro dan Jepang yang tidak lebih baik dari AS, ECB dan BOJ mengambil sikap yang tidak terlalu dovish. The Fed bisa jadi akan mengambil sikap sama, suku bunga tidak akan dipangkas secara agresif, sehingga menjadi sentimen positif bagi dolar AS dan menahan laju penguatan euro.
Pada pukul 15:49 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1147, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
Pada grafik harian, perdagangan euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD saat ini bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
Pada time frame 30 menit, EUR/USD bergerak di atas MA 8, 21, dan 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Belum ada perubahan level-level yang patut dicermati dari EUR/USD, pasangan mata uang ini diperdagangkan bawah resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1,1155, selama tertahan di bawah level tersebut, euro berpeluang turun ke support (tahanan bawah) US$ 1,1132.
Penembusan di bawah support akan membawa euro melemah ke level US$ 1,1115. Hanya penembusan konsisten di atas resisten US$ 1,1155, yang dapat membawa harga naik ke level US$ 1,1185.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Namun mata uang 19 negara ini terlihat tidak akan mampu menguat lebih jauh lagi, mengingat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengumumkan suku bunga pada Kamis (1/8/19) dini hari.
Penurunan suku bunga secara teori akan melemahkan nilai tukar, tetapi The Fed sudah jauh-jauh hari diperkirakan akan melakukan hal tersebut. Karenanya, harga dolar saat ini sudah priced in. Artinya, harga sekarang sudah memfaktorkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25%.
Yang masih membuat pelaku pasar penasaran adalah seberapa dovish The Fed nantinya. Sampai saat ini pelaku pasar masih berkeyakinan The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali yakni di pekan ini, pada September, dan terakhir Desember masing-masing sebesar 25 basis poin.
Hal tersebut tercermin di piranti FedWatch milik CME Group yang menunjukkan probabilitas suku bunga The Fed sebesar 1,50%-1,75% di bulan Desember sebesar 38,% berdasarkan data pukul 15:30 WIB. Persentase tersebut menjadi yang tertinggi dibandingkan probabilitas suku bunga lainnya.
Pada perkembangan terbaru, The Fed diprediksi tidak bakal terlalu dovish, jika mengacu pada kebijakan European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BOJ). Kedua bank sentral ini telah mengumumkan kebijakan moneter mereka pekan lalu dan pagi tadi, dan keduanya kompak tidak menunjukkan sikap yang terlalu dovish.
Dengan kondisi ekonomi zona euro dan Jepang yang tidak lebih baik dari AS, ECB dan BOJ mengambil sikap yang tidak terlalu dovish. The Fed bisa jadi akan mengambil sikap sama, suku bunga tidak akan dipangkas secara agresif, sehingga menjadi sentimen positif bagi dolar AS dan menahan laju penguatan euro.
Pada pukul 15:49 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1147, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada grafik harian, perdagangan euro melawan dolar disimbolkan dengan EUR/USD saat ini bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.
![]() Sumber: MetaTrader 5 |
Pada time frame 30 menit, EUR/USD bergerak di atas MA 8, 21, dan 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Belum ada perubahan level-level yang patut dicermati dari EUR/USD, pasangan mata uang ini diperdagangkan bawah resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran US$ 1,1155, selama tertahan di bawah level tersebut, euro berpeluang turun ke support (tahanan bawah) US$ 1,1132.
Penembusan di bawah support akan membawa euro melemah ke level US$ 1,1115. Hanya penembusan konsisten di atas resisten US$ 1,1155, yang dapat membawa harga naik ke level US$ 1,1185.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Trading Cuan Rp 70 Juta, Euro Dulu Dibuang Kini Disayang!
Most Popular