
Gagal Bayar Duniatex, Bank Milik Mochtar Riady Buka Suara
tahir saleh, CNBC Indonesia
30 July 2019 10:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, kini gilliran PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) yang menjelaskan posisi perusahaan terkait dengan pembiayaan atau kredit yang diberikan kepada Grup Duniatex.
Grup Duniatex atau PT Delta Merlin Dunia Textile mengalami gagal bayar (default) pembayaran kupon obligasi global. Sebelumnya lembaga rating Standard & Poors (S&P) memangkas habis peringkat utang jangka panjang Duniatex termasuk juga surat utang unsecured notes yang diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-.
Mario satrio, Sekretaris Bank Nationalnobu, menjelaskan fasilitas yang diberikan perseroan kepada perusahaan terafiliasi Group Duniatex merupakan fasilitas bilateral untuk mendukung modal kerja operasional.
Hanya saja Mario tidak menyebutkan besaran kredit yang diberikan perusahaan ini kepada perusahaan mana yang terafiliasi Duniatex. Salah satu skema penyelesaian ialah restrukturisasi atau langkah penyelesaian lainnya.
"Perseroan telah bertemu secara bilateral dengan manajemen debitur dan pada prinsipnya telah terjadi suatu kesepakatan yang kondusif dan kooperatif untuk penyelesaian fasilitas bilateral ini dengan kondisi yang terbaik bagi kedua belah pihak bank, melalui restrukturisasi atau langkah langkah penyelesaian lainnya, sehingga hal ini diharapkan tidak memberikan dampak lainnya kepada perusahaan," kata Mario dalam informasi di BEI, Senin (29/7/2019).
Mario menjelaksan jaminan yang disediakan debitur sangat memadai atau mencukupi untuk penyelesaian secara bilateral. Dengan penyelesaian tersebut, maka potensi risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) dapat dihindari dan rasio modal minimum (CAR) perseroan juga tidak terdampak karena ketersediaan nilai jaminan yang memadai.
"Kondisi likuiditas perseroan tetap terjaga dengan baik karena perseroan senantiasa mengutamakan manajemen likuiditas sesuai ketentuan," tegasnya.
Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, bank milik Mochtar Riady (melalui PT Kharisma Buana Nusantara) ini mengungkapkan besaran kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
Kredit yang diberikan pihak ketiga pada periode itu yakni Rp 6,68 triliun dari Desember 2018 yakni Rp 6,55 triliun. Paling banyak diberikan kepada sektor perdagangan, restoran, dan hotel yakni Rp 1,48 triliun, sementara industri pengolahan yakni sebesar Rp 1,37 triliun.
Untuk tahun lalu, kredit di sektor perdagangan, restoran dan hotel (mata uang rupiah) yang masuk kredit macet yakni Rp 28,66 miliar, dan kredit yang masuk dalam perhatian khusus yakni Rp 2,33 miliar. Adapun kredit macet mata uang rupiah untuk sektor jasa yakni Rp 33,33 miliar pada periode tersebut.
Simak anak usaha Duniatex gagal bayar.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Terkuak! Ini Rencana Besar Grup Lippo di Matahari-Bank NOBU
Grup Duniatex atau PT Delta Merlin Dunia Textile mengalami gagal bayar (default) pembayaran kupon obligasi global. Sebelumnya lembaga rating Standard & Poors (S&P) memangkas habis peringkat utang jangka panjang Duniatex termasuk juga surat utang unsecured notes yang diterbitkan perusahaan dari BB- menjadi CCC-.
Mario satrio, Sekretaris Bank Nationalnobu, menjelaskan fasilitas yang diberikan perseroan kepada perusahaan terafiliasi Group Duniatex merupakan fasilitas bilateral untuk mendukung modal kerja operasional.
"Perseroan telah bertemu secara bilateral dengan manajemen debitur dan pada prinsipnya telah terjadi suatu kesepakatan yang kondusif dan kooperatif untuk penyelesaian fasilitas bilateral ini dengan kondisi yang terbaik bagi kedua belah pihak bank, melalui restrukturisasi atau langkah langkah penyelesaian lainnya, sehingga hal ini diharapkan tidak memberikan dampak lainnya kepada perusahaan," kata Mario dalam informasi di BEI, Senin (29/7/2019).
Mario menjelaksan jaminan yang disediakan debitur sangat memadai atau mencukupi untuk penyelesaian secara bilateral. Dengan penyelesaian tersebut, maka potensi risiko kredit macet atau non performing loan (NPL) dapat dihindari dan rasio modal minimum (CAR) perseroan juga tidak terdampak karena ketersediaan nilai jaminan yang memadai.
"Kondisi likuiditas perseroan tetap terjaga dengan baik karena perseroan senantiasa mengutamakan manajemen likuiditas sesuai ketentuan," tegasnya.
Mengacu laporan keuangan per Maret 2019, bank milik Mochtar Riady (melalui PT Kharisma Buana Nusantara) ini mengungkapkan besaran kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
Kredit yang diberikan pihak ketiga pada periode itu yakni Rp 6,68 triliun dari Desember 2018 yakni Rp 6,55 triliun. Paling banyak diberikan kepada sektor perdagangan, restoran, dan hotel yakni Rp 1,48 triliun, sementara industri pengolahan yakni sebesar Rp 1,37 triliun.
Untuk tahun lalu, kredit di sektor perdagangan, restoran dan hotel (mata uang rupiah) yang masuk kredit macet yakni Rp 28,66 miliar, dan kredit yang masuk dalam perhatian khusus yakni Rp 2,33 miliar. Adapun kredit macet mata uang rupiah untuk sektor jasa yakni Rp 33,33 miliar pada periode tersebut.
Simak anak usaha Duniatex gagal bayar.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/hps) Next Article Terkuak! Ini Rencana Besar Grup Lippo di Matahari-Bank NOBU
Most Popular