
Mau Main ke Australia? Kursnya Lagi Termurah Sejak 2017!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 July 2019 17:32

Jakarta, CNBC Indonesia --Â Dolar Australia kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (26/7/19). Sepanjang pekan ini tidak sekalipun Mata Uang Kanguru berhasil menguat melawan Mata Uang Garuda.
Pada pukul 16:42 WIB, satu dolar Australia dibanderol Rp 9.698,51 atau melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Titik tersebut merupakan yang termurah dalam dua setengah tahun terakhir atau tepatnya sejak 3 Januari 2017.
Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) terus mengirim sentimen negatif bagi mata uangnya. Dalam dua bulan terakhir RBA sudah memangkas suku bunga dua kali masing-masing 25 basis poin (bps) ke menjadi 1% dan merupakan rekor terendah sepanjang masa.
Tidak hanya itu, Gubernur RBA Philip Lowe berulang kali menyatakan suku bunga akan dipangkas lagi seandainya pertumbuhan ekonomi Australia tidak juga terakselerasi dan inflasi masih rendah.
Sama seperti RBA, Bank Indonesia (BI) juga memangkas suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate 25 bps ke 5,75% pada pekan lalu, dan membuka peluang kembali melakukan hal yang sama di masa yang akan datang.
Bedanya, BI memiliki ruang untuk memangkas suku bunga akibat inflasi yang terjaga. Ruang tersebut dimanfaatkan untuk dimanfaatkan agar perekonomian Indonesia lebih terpacu lagi.
Spread suku bunga antara Indonesia dan Australia masih cukup lebar, sehingga berinvestasi di instrumen rupiah masih lebih menguntungkan. Ini yang membuat mata uang Tanah Air punya daya tawar yang masih oke.
Berikut tabel pergerakan dolar Australia melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juli, berdasarkan data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada pukul 16:42 WIB, satu dolar Australia dibanderol Rp 9.698,51 atau melemah 0,16% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Titik tersebut merupakan yang termurah dalam dua setengah tahun terakhir atau tepatnya sejak 3 Januari 2017.
Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) terus mengirim sentimen negatif bagi mata uangnya. Dalam dua bulan terakhir RBA sudah memangkas suku bunga dua kali masing-masing 25 basis poin (bps) ke menjadi 1% dan merupakan rekor terendah sepanjang masa.
Tidak hanya itu, Gubernur RBA Philip Lowe berulang kali menyatakan suku bunga akan dipangkas lagi seandainya pertumbuhan ekonomi Australia tidak juga terakselerasi dan inflasi masih rendah.
Sama seperti RBA, Bank Indonesia (BI) juga memangkas suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate 25 bps ke 5,75% pada pekan lalu, dan membuka peluang kembali melakukan hal yang sama di masa yang akan datang.
Bedanya, BI memiliki ruang untuk memangkas suku bunga akibat inflasi yang terjaga. Ruang tersebut dimanfaatkan untuk dimanfaatkan agar perekonomian Indonesia lebih terpacu lagi.
Spread suku bunga antara Indonesia dan Australia masih cukup lebar, sehingga berinvestasi di instrumen rupiah masih lebih menguntungkan. Ini yang membuat mata uang Tanah Air punya daya tawar yang masih oke.
Berikut tabel pergerakan dolar Australia melawan rupiah di pasar spot sepanjang bulan Juli, berdasarkan data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular