
Analisis
Ada Data PDB AS Malam Ini, Arah Emas Ke Mana Ya?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 July 2019 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis (26/7/19) kemarin. European Central Bank (ECB) yang mengumumkan kebijakan moneter Kamis menjadi pemicunya.
Suku bunga ECB yakni main refinancing rate, lending facility, dan deposit facility masing-masing dipertahankan sebesar 0%, 0,25% dan -0,4%. ECB menyatakan suku bunga akan masih akan di level saat ini atau lebih rendah lagi setidaknya hingga semester I 2020, mengutip CNBC International.
Selain itu ECB juga mengindikasikan kemungkinan kembali adanya program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE).
Namun, Presiden ECB Mario Draghi dalam konferensi pers mengatakan kemungkinan zona euro mengalami resesi sangat kecil. Draghi juga mengatakan dalam jangka menengah inflasi diperkirakan akan meningkat akibat berlanjutnya ekspansi ekonomi serta pertumbuhan upah yang cukup bagus.
Pernyataan terkait prospek resesi dan inflasi tersebut bisa jadi indikasi jika ECB tidak akan terlalu agresif dalam memberikan stimulus moneter. Jika ECB dengan ekonomi zona euro yang lesu saja tidak terlalu agresif, apalagi The Fed dengan kinerja ekonomi AS yang masih lumayan.
Data pesanan barang tahan lama AS yang dirilis Kamis kemarin menunjukkan peluang pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) AS lebih tinggi dari prediksi. Ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) pun sirna, dan pemangkasan 25 bps hampir pasti terjadi.
Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, sampai saat ini pelaku pasar masih melihat peluang The Fed memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps di tahun ini.
Peluang tersebut bisa saja berubah lagi merespon data pembacaan awal PDB (advance GDP) AS malam ini pukul 19:30 WIB. Hasil survei Reuters menunjukkan PDB AS di kuartal-II diprediksi tumbuh 1,8% lebih rendah dari kuartal sebelumnya 3,1%. Kemana arah harga emas dunia selanjutnya akan ditentukan rilis data tersebut.
Jika PDB AS lebih tinggi dari 1,8%, emas berpeluang turun lagi, sebaliknya jika lebih rendah dari 1,8%, logam mulai berpotensi melesat naik. Pada perdagangan Jumat (26/7/19) pukul 13:04 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.414,61 per troy ounce.
Analisis Teknikal
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), serta masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun dan histogram sudah di wilayah negatif.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, dan di bawah MA 21 serta MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Emas saat ini masih bergerak di atas support (tahanan bawah) US$ 1.414. Selama bertahan di atas level tersebut logam mulia memiliki peluang naik kembali ke area US$ 1.419. Penembusan di atas level tersebut akan membawa logam mulai menguat ke US$ 1.426.
Sementara jika US$ 1.414 ditembus logam mulia ini berpotensi turun lebih dalam ke level US$ 1.409 sampai US$ 1.403.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Emas Dunia Bangkit & Rupiah KO, Emas Antam Bisa Naik Besok
Suku bunga ECB yakni main refinancing rate, lending facility, dan deposit facility masing-masing dipertahankan sebesar 0%, 0,25% dan -0,4%. ECB menyatakan suku bunga akan masih akan di level saat ini atau lebih rendah lagi setidaknya hingga semester I 2020, mengutip CNBC International.
Selain itu ECB juga mengindikasikan kemungkinan kembali adanya program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE).
Namun, Presiden ECB Mario Draghi dalam konferensi pers mengatakan kemungkinan zona euro mengalami resesi sangat kecil. Draghi juga mengatakan dalam jangka menengah inflasi diperkirakan akan meningkat akibat berlanjutnya ekspansi ekonomi serta pertumbuhan upah yang cukup bagus.
Pernyataan terkait prospek resesi dan inflasi tersebut bisa jadi indikasi jika ECB tidak akan terlalu agresif dalam memberikan stimulus moneter. Jika ECB dengan ekonomi zona euro yang lesu saja tidak terlalu agresif, apalagi The Fed dengan kinerja ekonomi AS yang masih lumayan.
Data pesanan barang tahan lama AS yang dirilis Kamis kemarin menunjukkan peluang pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) AS lebih tinggi dari prediksi. Ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) pun sirna, dan pemangkasan 25 bps hampir pasti terjadi.
Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini.
Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, sampai saat ini pelaku pasar masih melihat peluang The Fed memangkas suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps di tahun ini.
Peluang tersebut bisa saja berubah lagi merespon data pembacaan awal PDB (advance GDP) AS malam ini pukul 19:30 WIB. Hasil survei Reuters menunjukkan PDB AS di kuartal-II diprediksi tumbuh 1,8% lebih rendah dari kuartal sebelumnya 3,1%. Kemana arah harga emas dunia selanjutnya akan ditentukan rilis data tersebut.
Jika PDB AS lebih tinggi dari 1,8%, emas berpeluang turun lagi, sebaliknya jika lebih rendah dari 1,8%, logam mulai berpotensi melesat naik. Pada perdagangan Jumat (26/7/19) pukul 13:04 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.414,61 per troy ounce.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), dan MA 21 hari (garis merah), serta masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun dan histogram sudah di wilayah negatif.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, dan di bawah MA 21 serta MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Emas saat ini masih bergerak di atas support (tahanan bawah) US$ 1.414. Selama bertahan di atas level tersebut logam mulia memiliki peluang naik kembali ke area US$ 1.419. Penembusan di atas level tersebut akan membawa logam mulai menguat ke US$ 1.426.
Sementara jika US$ 1.414 ditembus logam mulia ini berpotensi turun lebih dalam ke level US$ 1.409 sampai US$ 1.403.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Emas Dunia Bangkit & Rupiah KO, Emas Antam Bisa Naik Besok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular