
"Lelah" Ditekan Rupiah, Dolar Singapura Balik Melawan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 July 2019 14:33

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Dolar Singapura menguat melawan rupiah di pertengahan hari Rabu (24/7/19), padahal di awal perdagangan Mata Uang Negeri Merlion ini kembali menyentuh level terlemah tahun ini. Bahkan jika dilihat lebih ke belakang, level tersebut menjadi yang terendah sejak Februari 2018.
Pada pukul 13:25 WIB, dolar Singapura Rp 10.260,82 atau menguat 0,24% di pasar spot, melansir data Refinitiv, setelah melemah tipis 0,06%. Dolar Singapura terus mengalami tekanan melawan rupiah sejak pertengahan Juni, dan di awal perdagangan hari ini melemah ke level Rp 10.227,52.
Fundamental dolar Singapura sebenarnya tidak sedang bagus. Data indeks harga konsumen (IHK) yang dirilis Selasa kemarin menunjukkan Singapura mengalami deflasi 0,2% month-on-month (MoM) di bulan Juni. Penurunan harga-harga tersebut cukup signifikan mengingat inflasi bulan Mei Singapura sebesar 0,7% MoM.
Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year (YoY) IHK tumbuh 0,6% di bulan Juni, tetapi melambat dari bulan sebelumnya 0,9%. IHK inti tumbuh 1,2% YoY, juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya 1,3% YoY.
Dengan demikian penguatan dolar Singapura pada hari ini terlihat akibat koreksi teknikal melihat posisinya yang berada di level terendah sejak Februari tahun lalu.
Selain itu, rupiah juga sedikit mengalami tekanan setelah Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya.
Penguatan Dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resi beberapa bank siang ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Pada pukul 13:25 WIB, dolar Singapura Rp 10.260,82 atau menguat 0,24% di pasar spot, melansir data Refinitiv, setelah melemah tipis 0,06%. Dolar Singapura terus mengalami tekanan melawan rupiah sejak pertengahan Juni, dan di awal perdagangan hari ini melemah ke level Rp 10.227,52.
Fundamental dolar Singapura sebenarnya tidak sedang bagus. Data indeks harga konsumen (IHK) yang dirilis Selasa kemarin menunjukkan Singapura mengalami deflasi 0,2% month-on-month (MoM) di bulan Juni. Penurunan harga-harga tersebut cukup signifikan mengingat inflasi bulan Mei Singapura sebesar 0,7% MoM.
Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year (YoY) IHK tumbuh 0,6% di bulan Juni, tetapi melambat dari bulan sebelumnya 0,9%. IHK inti tumbuh 1,2% YoY, juga melambat dibandingkan bulan sebelumnya 1,3% YoY.
Dengan demikian penguatan dolar Singapura pada hari ini terlihat akibat koreksi teknikal melihat posisinya yang berada di level terendah sejak Februari tahun lalu.
Selain itu, rupiah juga sedikit mengalami tekanan setelah Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya.
Penguatan Dolar Singapura di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resi beberapa bank siang ini.
Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
BCA | 10.235,69 | 10.283,69 |
BRI | 10.328,69 | 10.191,55 |
Mandiri | 10.250,00 | 10.285,00 |
BNI | 10.238,00 | 10.296,00 |
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular