Analisis

Sudah Turun Tiga Hari Beruntun, Saatnya Harga Emas Naik Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 July 2019 13:20
Surutnya spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed hingga 50 basis poin (bps) menekan harga emas sekaligus memicu penguatan dolar AS.
Foto: dok. Antam
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mencatat pelemahan tiga hari beruntun pada Selasa (23/7/19) akibat penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Surutnya spekulasi pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memberikan tekanan bagi harga emas sekaligus memicu penguatan dolar AS.

Isu pemangkasan 50 bps menjadi 1,75%-2% sempat muncul pada Kamis lalu setelah Presiden The Fed New York John Williams mengatakan perlunya "bertindak cepat dengan kekuatan penuh" ketika suku bunga menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat.

Pasca komentar tersebut harga emas melesat naik dan mencapai level tertinggi tahun ini di kisaran US$ 1.452 per troy ounce.

Namun, The Fed New York melakukan klarifikasi. Komentar dari bosnya dikatakan bersifat akademis dan bukan tentang arah kebijakan moneter bank sentral paling powerful di dunia ini. Pasca klarifikasi tersebut, harga emas terus melemah.

Klarifikasi tersebut juga memberikan dampak menguatnya dolar AS, sehingga tekanan bagi emas menjadi dobel.



Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset ini. Logam mulia juga sangat terkait dengan nilai tukar dolar AS. Kala greenback menguat, harga emas akan turun karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS.

Namun, meski The Fed tidak akan memangkas suku bunga 50 bps pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia) nanti, peluang pemangkasan sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps masih terbuka lebar.

Berdasarkan piranti Fedwatch milik CME Group terdapat probabilitas sebesar 37,5% bahwa suku bunga The Fed berada di kisaran 1,5%-1,75%. Probabilitas tersebut merupakan yang tertinggi di antara lainnya, yang berarti pelaku pasar masih melihat peluang suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing 25 bps dari level saat ini 2,25%-2,5%.



Spekulasi pemangkasan suku bunga tiga kali ini sebelumnya membawa emas menguat tajam sejak Juni. Melihat belum adanya perubahan prediksi jumlah pemangkasan itu, harga emas seharusnya masih cukup kuat dan tidak turun lebih dalam. Pada pukul 13:06 WIB, emas berada di kisaran US$ 1.420,49 per troy ounce, berdasarkan data investing.com

Analisis Teknikal

Grafik: Eamas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com


Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun dan histogram sudah di wilayah negatif.

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 menit, emas bergerak di kisaran MA 8, dan MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik namun masih cukup jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Emas saat ini masih tertahan di atas support (tahanan bawah) US$ 1.419. Selama bertahan di atas level tersebut logam mulia memiliki peluang naik ke area US$ 1.426. Sementara jika US$ 1.419 ditembus logam mulia ini berpotensi turun lebih dalam ke level US$ 1.414 sampai US$ 1.409.

TIM RISET CNBC INDOENSIA


(pap/pap) Next Article Pergerakan Emas Antam Dalam Sepekan, Untung atau Buntung?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular