
Sempat Rekor, Penurunan Emas Antam Tak Setajam Emas Dunia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 November 2019 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia dan emas yang diproduksi PT Antam Tbk (ANTM) atau emas Antam bisa dikatakan melempem pada perdagangan pekan ini, padahal hubungan Amerika Serikat (AS) dan China sempat memanas yang biasanya membuat harga logam mulia terbang tinggi.
Harga dunia di pasar spot mencapai level tertinggi lebih dari 6 tahun pada 4 September lalu di US$ 1.557/troy ons.
Di hari yang sama emas Antam mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, kepingan acuan 100 gram dibanderol pada Rp 72,6 juta per batang atau Rp 726.000/gram. Sementara pada hari ini, harga emas Antam kepingan 100 gram dibanderol sebesar Rp 699.000/gram.
Sejak mencapai rekor tertinggi di awal September lalu, harga emas dunia dan emas Antam terus mengalami koreksi turun. Pergerakan harga emas Antam memang mengikuti emas dunia, sehingga harganya akan bergerak seirama.
Tetapi koreksi harga emas Antam tidak setajam emas dunia. Hingga perdagangan Kamis kemarin (21/11/2019) emas dunia sudah terkoreksi nyaris 6%, sementara harga emas Antam baru terkoreksi 3,48%.
Namun jangan berkecil hati dulu, baik emas dunia maupun emas Antam masih kinclong sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot masih tercatat menguat 14,16% hingga Kamis kemarin. Sementara harga emas Antam tidak jauh beda, menguat 12,14%.
Kesepakatan dagang AS-China akan menjadi penentu kemana arah emas di sisa tahun ini, apakah akan terus terkoreksi turun, atau kembali naik mendekati rekor tertinggi lagi.
Sejauh ini hubungan kedua negara masih mengalami pasang surut, di pekan ini saja berita-berita dari media internasional memberikan gambaran rumitnya perundingan dagang yang dilakukan.
Terbaru, Wall Street Journal yang mengutip dari sumber terkait mengatakan Beijing sudah mengundang para negosiator AS untuk mengadakan perundingan face-to-face.
Sementara itu CNBC International mengutip pernyataan Kementerian Perdagangan Chian mewartakan Beijing akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan AS karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.
Sebelumnya kabar China mengundang AS untuk berunding, Reuters pada hari Rabu lalu melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.
Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.
"Beberapa orang China percaya bahwa China dan AS dapat mencapai kesepakatan segera. China menginginkan kesepakatan tetapi siap untuk skenario terburuk, perang dagang yang berkepanjangan" kata Hu Xijin, editor tabloid China Global Times yang terafiliasi dengan pemerintah, melalui Twitter, Rabu.
Presiden AS Donald Trump masih berencana akan menaikkan bea masuk lagi pada tanggal 15 Desember nanti. Jika tidak ada penandatanganan kesepakatan hingga tanggal itu, maka AS akan menaikkan bea masuk produk China senilai US$ 156 miliar.
Masih ada waktu sebelum 15 Desember untuk kedua negara mencapai kesepakatan. Jika sampai tenggat waktu tersebut kedua negara masih tarik ulur, AS kemungkinan akan menaikkan bea impor lagi, dan perang dagang akan memanas kembali. Emas bisa terbang mendekati rekor lagi di sisa tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Cuan! Ini Pergerakan Harga Emas dalam Sepekan
Harga dunia di pasar spot mencapai level tertinggi lebih dari 6 tahun pada 4 September lalu di US$ 1.557/troy ons.
Di hari yang sama emas Antam mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, kepingan acuan 100 gram dibanderol pada Rp 72,6 juta per batang atau Rp 726.000/gram. Sementara pada hari ini, harga emas Antam kepingan 100 gram dibanderol sebesar Rp 699.000/gram.
Tetapi koreksi harga emas Antam tidak setajam emas dunia. Hingga perdagangan Kamis kemarin (21/11/2019) emas dunia sudah terkoreksi nyaris 6%, sementara harga emas Antam baru terkoreksi 3,48%.
Namun jangan berkecil hati dulu, baik emas dunia maupun emas Antam masih kinclong sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot masih tercatat menguat 14,16% hingga Kamis kemarin. Sementara harga emas Antam tidak jauh beda, menguat 12,14%.
Kesepakatan dagang AS-China akan menjadi penentu kemana arah emas di sisa tahun ini, apakah akan terus terkoreksi turun, atau kembali naik mendekati rekor tertinggi lagi.
Sejauh ini hubungan kedua negara masih mengalami pasang surut, di pekan ini saja berita-berita dari media internasional memberikan gambaran rumitnya perundingan dagang yang dilakukan.
Terbaru, Wall Street Journal yang mengutip dari sumber terkait mengatakan Beijing sudah mengundang para negosiator AS untuk mengadakan perundingan face-to-face.
Sementara itu CNBC International mengutip pernyataan Kementerian Perdagangan Chian mewartakan Beijing akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan AS karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka.
Sebelumnya kabar China mengundang AS untuk berunding, Reuters pada hari Rabu lalu melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.
Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.
"Beberapa orang China percaya bahwa China dan AS dapat mencapai kesepakatan segera. China menginginkan kesepakatan tetapi siap untuk skenario terburuk, perang dagang yang berkepanjangan" kata Hu Xijin, editor tabloid China Global Times yang terafiliasi dengan pemerintah, melalui Twitter, Rabu.
Presiden AS Donald Trump masih berencana akan menaikkan bea masuk lagi pada tanggal 15 Desember nanti. Jika tidak ada penandatanganan kesepakatan hingga tanggal itu, maka AS akan menaikkan bea masuk produk China senilai US$ 156 miliar.
Masih ada waktu sebelum 15 Desember untuk kedua negara mencapai kesepakatan. Jika sampai tenggat waktu tersebut kedua negara masih tarik ulur, AS kemungkinan akan menaikkan bea impor lagi, dan perang dagang akan memanas kembali. Emas bisa terbang mendekati rekor lagi di sisa tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Cuan! Ini Pergerakan Harga Emas dalam Sepekan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular