Analisis

Inggris Bersiap Sambut PM Baru, Poundsterling Malah Loyo

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 July 2019 15:21
Partai Konservatif diperkirakan akan mengumumkan kepala pemerintahan menggantikan Theresa May pada tengah hari waktu Inggris.
Ilustrasi Mata Uang (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Mata uang Negeri John Bull sudah melemah pada dua hari perdagangan sebelumnya.

Partai Konservatif diperkirakan akan mengumumkan pemimpin baru menggantikan Theresa May pada tengah hari waktu Inggris. Sebanyak 160.000 anggota Tories sudah melakukan memilih antara Boris Johnson atau Jeremy Hunt. Nama yang disebut pertama merupakan unggulan hingga saat ini.

Ketua Partai Konservatif yang baru akan otomatis menjadi perdana menteri (PM) Inggris dan akan dilantik di pekan ini.


Poundsterling loyo menghadapi kenyataan akan memiliki PM baru. Hal ini tidak lepas dari sikap Johnson yang akan membawa keluar Inggris dari Uni Eropa dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan alias no-deal Brexit.

No-deal Brexit merupakan salah satu risiko yang paling ditakuti pelaku pasar di tahun ini, ekonomi Negeri Ratu Elizabeth diprediksi akan jeblok. Bank sentral Inggris (Bank of England/BOE) bahkan memperkirakan Inggris akan mengalami resesi terburuk sejak perang dunia kedua jika no-deal Brexit terjadi.

Ketika ekonomi Inggris memburuk, BOE mau tidak mau akan memangkas suku bunga guna memberikan stimulus. Penurunan suku bunga secara teori akan melemahkan nilai mata uang, sehingga banyak bank investasi memprediksi poundsterling akan mencapai level paritas melawan dolar AS (1 poundsterling = 1 dolar AS).

Pada pukul 15:05 WIB, poundsterling diperdagangkan di kisaran US$ 1,2436 melansir kuotasi MetaTrader 5. 

Analisis Teknikal

Inggris Bersiap Sambut PM Baru, Poundsterling Malah Loyo Grafik: GBP/USD Harian 
Sumber: MetaTrader 5

Pada grafik harian, poundsterling yang disimbolkan GBP/USD bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah), MA 21 hari (garis hijau) serta 125 hari (garis biru).

Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih berada di zona negatif yang memberikan gambaran potensi penurunan dalam jangka menengah.

Inggris Bersiap Sambut PM Baru, Poundsterling Malah Loyo Grafik: GBP/USD 1 Jam 
Sumber: MetaTrader 5

Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di bawah MA 8, 21, tetapi di atas 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan masih dekat dari wilayah jenuh jual (oversold). Indikator-indikator ini memberikan peluang penurunan poundsterling pada hari ini.

Poundsterling yang menembus ke bawah level US$ 1,2480 pada Senin kemarin telah berhasil mencapai target US$ 1,2450, dan kini membidik area US$ 1,2415. Penembusan di bawah area tersebut akan membawa poundsterling turun ke level US$ 1,2381.

Skenario penurunan tersebut akan berubah jika poundsterling mampu bangkit dan menembus konsisten ke area level US$ 1,2450, dengan target naik ke area US$ 1,2480.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Ngiler! Trading GBP/USD, Potensi Cuan Bisa Rp 37 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular