BI Mulai Bahas Nasib Rate, Dolar Singapura Balik Tekan Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 July 2019 12:43
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura menguat melawan rupiah di perdagangan Rabu (17/7/19), bangkit dari level terlemah sejak 9 Februari yang disentuh Selasa kemarin.
Pada pukul 12:00 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.261,70 atau menguat 0,11% di pasar spot, mengutip data Refinitiv.
Mata Uang Negeri Merlion ini sebenarnya tidak dalam kondisi bagus setelah data menunjukkan surplus neraca dagang merosot menjadi SG$ 2,45 miliar, dari capaian bulan sebelumnya yang mencatat surplus SG$ 3,96 miliar.
Hal tersebut terjadi akibat Ekspor non migas bulan yang anjlok 17,3% secara tahunan, jauh di bawah konsensus pasar yang memproyeksi penurunan 9,9%, dilansir dari Trading Economics.
Meski demikian dolar Singapura berhasil menguat, setidaknya hingga pertengahan perdagangan hari ini akibat technical rebound. Rupiah saat ini sedang dalam mode wait-and-see menanti pengumuman suku bunga dari Bank Indonesia (BI) Kamis besok.
BI memulai rapat dewan gubernur (RDG) Rabu ini dan berlangsung selama dua hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur BI Perry Warjiyo dan koleganya menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Garuda dalam jangka panjang.
Penguatan dolar Singapura di pasar spot juga berpengaruh ke kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Pada pukul 12:00 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di level Rp 10.261,70 atau menguat 0,11% di pasar spot, mengutip data Refinitiv.
Hal tersebut terjadi akibat Ekspor non migas bulan yang anjlok 17,3% secara tahunan, jauh di bawah konsensus pasar yang memproyeksi penurunan 9,9%, dilansir dari Trading Economics.
Meski demikian dolar Singapura berhasil menguat, setidaknya hingga pertengahan perdagangan hari ini akibat technical rebound. Rupiah saat ini sedang dalam mode wait-and-see menanti pengumuman suku bunga dari Bank Indonesia (BI) Kamis besok.
BI memulai rapat dewan gubernur (RDG) Rabu ini dan berlangsung selama dua hari. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur BI Perry Warjiyo dan koleganya menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Dari 14 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, hanya dua yang memperkirakan suku bunga acuan masih bertahan di 6%.
Meski secara teori penurunan suku bunga dapat melemahkan kurs mata uang, tetapi juga dapat berdampak bagus bagi perekonomian sehingga bisa menjadi sentimen positif bagi Mata Uang Garuda dalam jangka panjang.
Penguatan dolar Singapura di pasar spot juga berpengaruh ke kurs jual beli di dalam negeri. Berikut beberapa kurs jual beli yang diambil dari situs resmi beberapa bank siang ini.
| Bank | Kurs Beli | Kurs Jual |
| BCA | 10.246,55 | 10.294,55 |
| BRI | 10.198,41 | 10.338,51 |
| Mandiri | 10.245,00 | 10.290,00 |
| BNI | 10.237,00 | 10.295,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Tekanan Dolar Singapura Melunak, Rupiah Bertahan di Rp 10.445
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular