
Peritel Modern Tertekan, Masih Layak Dikoleksi Sahamnya?
Monica Wareza & Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 July 2019 19:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ritel di Bursa Efek Indonesia masih rentan menghadapi tekanan pascaselesainya perhelatan Pemilihan Umum Presiden 2019.
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan menilai, perhelatan Pilpres 2019 yang digelar 17 April silam membuat sejumlah emiten ritel cenderung menahan diri untuk ekspansi sepanjang semester pertama tahun ini.
Selain itu, hadirnya platform e-commerce dan perubahan perilaku konsumen menjadi faktor yang tak terelakkan lagi bagi emiten sektor ritel. Alhasil, tidak sedikit emiten ritel yang menutup sejumlah gerai.
"Emiten ritel banyak tergerus di semester pertama karena faktor event politik," kata Alfred Nainggolan kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/7/2019).
Sebagai perbandingan, emiten ritel di bawah Grup Lippo, PT Matahari Department Store (LPPF) mencatatkan pendapatan bersih pada kuartal I-2019 turun menjadi Rp 1,92 triliun dari capaian periode yang sama tahun lalu Rp 1,96 triliun.
Tergerusnya pendapatan juga berimbas pada laba yang diatribusikan kepada entitas induk pada triwulan I-2019 menjadi Rp 142,5 miliar dari perolehan tahun sebelumnya Rp 246 miliar.
Emiten ritel lainnya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memang mencatatkan kenaikan pendapatan 7,75% menjadi Rp 4,67 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,31 triliun pada periode tersebut.
Namun beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp 2,48 triliun dari Rp 2,30 triliun. Hal ini berdampak pada laba bersih yang dicatatkan sebesar Rp 138,26 miliar, tergerus 60,63% dari tahun sebelumnya Rp 351,19 miliar.
Adapun PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,06 triliun pada kuartal I-2019, naik tipis 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun secara keseluruhan, perseroan masih menderita rugi bersih Rp 3,52 miliar. Walau membaik dibandingkan kuartal I-2019 yaitu Rp 4,13 miliar.
Menurut Alfred, jika ditilik secara valuasi, saham MAPI memang lebih unggul dibandingkan dengan LPPF. "LPPF sekarang sedang berusaha untuk mencoba bertahan atau keluar dari penurunan kinerja dalam tiga tahun terakhir," katanya.
Alfred meyakini, pada semester kedua emiten ritel akan kembali membaik seiring dengan kembali pulihnya daya beli masyarakat pasca Pemilu. Hal ini, kata dia, akan menjadi kunci bagi terakselerasinya emiten sektor ritel pada tahun 2020 mendatang.
"Semester kedua akan menjadi poin penting, mengejar ekspektasi pertumbuhan emiten ritel di 2020, situasi pasar sudah kondusif akan menambah pengaruh ke belanja masyarakat," kata dia.
Di sisi lain, analis MNC Sekuritas Victoria Venny menegaskan bahwa emiten ritel bukan tanpa tantangan. Sektor ritel ini masih akan memperoleh sentimen negatif jika inflasi pada semester kedua tahun naik akibat potensi kenaikan harga BBM, TDL (tarif daftar listrik), bea cukai yang sudah ditahan oleh pemerintah sebelumnya.
(tas/tas) Next Article Dikepung E-Commerce, MAP Bakal Tambah 250 Gerai Tahun Ini
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan menilai, perhelatan Pilpres 2019 yang digelar 17 April silam membuat sejumlah emiten ritel cenderung menahan diri untuk ekspansi sepanjang semester pertama tahun ini.
Selain itu, hadirnya platform e-commerce dan perubahan perilaku konsumen menjadi faktor yang tak terelakkan lagi bagi emiten sektor ritel. Alhasil, tidak sedikit emiten ritel yang menutup sejumlah gerai.
![]() |
"Emiten ritel banyak tergerus di semester pertama karena faktor event politik," kata Alfred Nainggolan kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/7/2019).
Sebagai perbandingan, emiten ritel di bawah Grup Lippo, PT Matahari Department Store (LPPF) mencatatkan pendapatan bersih pada kuartal I-2019 turun menjadi Rp 1,92 triliun dari capaian periode yang sama tahun lalu Rp 1,96 triliun.
Tergerusnya pendapatan juga berimbas pada laba yang diatribusikan kepada entitas induk pada triwulan I-2019 menjadi Rp 142,5 miliar dari perolehan tahun sebelumnya Rp 246 miliar.
Emiten ritel lainnya, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memang mencatatkan kenaikan pendapatan 7,75% menjadi Rp 4,67 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,31 triliun pada periode tersebut.
Namun beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp 2,48 triliun dari Rp 2,30 triliun. Hal ini berdampak pada laba bersih yang dicatatkan sebesar Rp 138,26 miliar, tergerus 60,63% dari tahun sebelumnya Rp 351,19 miliar.
Adapun PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan bersih Rp 3,06 triliun pada kuartal I-2019, naik tipis 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun secara keseluruhan, perseroan masih menderita rugi bersih Rp 3,52 miliar. Walau membaik dibandingkan kuartal I-2019 yaitu Rp 4,13 miliar.
Menurut Alfred, jika ditilik secara valuasi, saham MAPI memang lebih unggul dibandingkan dengan LPPF. "LPPF sekarang sedang berusaha untuk mencoba bertahan atau keluar dari penurunan kinerja dalam tiga tahun terakhir," katanya.
Alfred meyakini, pada semester kedua emiten ritel akan kembali membaik seiring dengan kembali pulihnya daya beli masyarakat pasca Pemilu. Hal ini, kata dia, akan menjadi kunci bagi terakselerasinya emiten sektor ritel pada tahun 2020 mendatang.
"Semester kedua akan menjadi poin penting, mengejar ekspektasi pertumbuhan emiten ritel di 2020, situasi pasar sudah kondusif akan menambah pengaruh ke belanja masyarakat," kata dia.
Di sisi lain, analis MNC Sekuritas Victoria Venny menegaskan bahwa emiten ritel bukan tanpa tantangan. Sektor ritel ini masih akan memperoleh sentimen negatif jika inflasi pada semester kedua tahun naik akibat potensi kenaikan harga BBM, TDL (tarif daftar listrik), bea cukai yang sudah ditahan oleh pemerintah sebelumnya.
"Sektor consumer dan ritel masih akan stabil sejalan dengan konsumsi domestik yang masih terjaga terlebih didukung berbagai kebijakan populis yang sudah dijalankan sejak akhir 2018," kata Victoria kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/7/2019).
Simak ulasan penutupan gerai ritel konvensional.
Simak ulasan penutupan gerai ritel konvensional.
(tas/tas) Next Article Dikepung E-Commerce, MAP Bakal Tambah 250 Gerai Tahun Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular