Ulasan Semester I-2019

Deretan Sentimen yang Bikin Harga Minyak Amblas di Q2-2019

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
05 July 2019 13:10
Nasib Harga Minyak ke Depan?
Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
Ada sejumlah sentimen yang masih akan mempengaruhi pergerakan harga minyak. Sentimen-sentimen tersebut bisa membuat harga minyak naik, tapi juga bisa turun. Apa saja?

Nasib Perang Dagang AS-China (lagi)

Isu perang dagang masih akan terus memberi pengaruh pada pergerakan harga minyak. Pasalnya di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang pada 29 Juni 2019, Trump dan Xi telah sepakat untuk melakukan 'gencatan senjata' perihal perdagangan.

Keduanya juga telah setuju untuk kembali membuka rangkaian perundingan yang sudah terhenti sejak bulan Mei 2019. Artinya masih ada harapan akan damai dagang yang hakiki. Bila kedua negara tidak lagi saling lempar tarif, rantai pasokan dunia bisa kembali lancar.


Perlambatan ekonomi dunia yang tengah melanda bisa dihentikan. Bahkan ada peluang bisa kembali melaju kencang. Namun masih ada potensi bahwa kedua negara kembali mengangkat 'derajat' perang dagang.

Karena sebelum bertemu Xi di KTT G20, Trump sudah berkali-kali mengancam akan mengenakan tarif 25% pada produk China lain senilai US$ 300 miliar. Produk-produk tersebut sebelumnya bukan objek dari perang dagang.

Kala itu terjadi, harga minyak kemungkinan akan terpapar hantaman yang cukup keras dan kembali mengarah ke bawah.

Kelanjutan Pengetatan Produksi OPEC+
Seperti yang telah diketahui, OPEC+ telah sepakat untuk memperpanjang pasca-pengurangan pasokan hingga Maret 2020 atau sembilan bulan mulai Juli 2019. Namun OPEC+ tidak menambah kuota pengurangan produksi. Masih tetap di level 1,2 juta barel/hari.

Artinya, pasokan masih tetap di level yang sama. Tidak semakin ketat. Dengan begitu harga minyak kemungkinan tidak akan kembali terangkat oleh sentimen ini. Akan tetapi lain cerita jika pada nantinya OPEC+ mengurangi produksi lebih dalam.

Sebab ada sinyal-sinyal yang memungkinkan hal itu terjadi. Salah satunya adalah komentar dari Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih. Al-Falih mengatakan bahwa pihaknya masih akan terus mengurangi pasokan secara bertahap dan akan menjaga pasokan di level yang 'normal'.

Bila benar, maka harga minyak bisa kembali terangkat.

Proyeksi Harga 2019
Beberapa analis memperkirakan harga minyak masih berada di level US$ 70 di tahun 2019. Namun belakangan Bank Barclays menurunkan proyeksi harga minyak jangka panjang dari US$ 65/barel menjadi US$ 60/barel.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(taa/ags)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular