Arab Saudi Turun Tangan, Harga Minyak Mendidih Lagi

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 August 2019 09:39
Harga minyak mentah dunia masih terus melanjutkan pendakian yang telah dimulai sejak kemarin.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia masih terus melanjutkan pendakian yang telah dimulai sejak Kamis kemarin (8/8/2019).

Pada perdagangan Jumat ini (9/8/2019) pukul 09:30 WIB, harga Brent kontrak pengiriman Oktober menguat 0,19% menjadi 57,49/barel. Sementara harga light sweet (West Texas Intermediate/WTI) naik 0,21% ke posisi US$ 52,64/barel.

Di sesi perdagangan sehari sebelumnya (8/8/2019) harga Brent dan WTI ditutup meroket masing-masing sebesar 2,05%% dan 2,84%. Minyak Brent biasa untuk patokan pasar Asia dan Eropa, sementara WTI untuk pasar Amerika.





Harga minyak terbantu oleh adanya harapan bahwa OPEC akan memangkas pasokan lebih banyak demi menyeimbangkan pasar.

Kemarin, Arab Saudi telah menghubungi negara sekutunya yang juga merupakan produsen minyak untuk mendiskusikan harga minyak yang sudah rendah.


Sebagaimana yang telah diketahui, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China yang berisiko tereskalasi membuat pelaku pasar menurunkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global.

Pertumbuhan permintaan energi, yang salah satunya berasal dari minyak bumi juga akan tertekan.

Arab Saudi juga tengah berencana menekan ekspor minyak mentah ke bawah level 7 juta barel/hari pada bulan Agustus dan September, meskipun mengaku bahwa permintaan masih tetap tinggi.

"Permintaan secara umum masih kuat. Tapi kami akan menjaga ekspor di bawah 7 juta barel/hari," ujar pejabat Arab Saudi, dikutip dari Reuters.

Uni Emirat Arab (UEA) juga kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga pasokan minyak tetap rendah.

Menteri Energi UEA, Suhail al-Mazrouei mengatakan bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya akan bertemu pada tanggal 12 September 2019 di Abu Dhabi untuk meninjau ulang kondisi pasar minyak mentah global.

Dengan ini ada harapan bahwa OPEC+ (OPEC dan sekutunya) memangkas pasokan lebih dalam lagi.

Seperti yang telah diketahui, OPEC+ telah sepakat untuk memperpanjang masa pemangkasan pasokan 1,2 juta barel/hari hingga Maret 2020 mendatang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/tas) Next Article AS-Iran Bersitegang, Sepekan Harga Minyak Naik 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular