
Prospek Kinerja Diminati Analis, Apa Menariknya Saham Telkom?
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
02 July 2019 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Faktor naiknya harga paket data pada produk andalan perseroan sepanjang semester I-2019 membuat pelaku pasar masih menyematkan rekomendasi BUY untuk saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Riset PT Macquarie Sekuritas Indonesia yang dirilis pada 28 Juni menunjukkan target harga (TP) saham Telkom yakni dikerek di level Rp 4.700/saham untuk periode 12 bulan ke depan. Katalisnya yakni naiknya harga paket data pada produk andalan anak usaha perseroan dalam 6 bulan pertama tahun ini.
TLKM merupakan induk operator ponsel nomor satu domestik yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Kenaikan tarif data bulanan Telkomsel untuk pengguna lama tersebut diprediksi dapat membuat kinerja laba bersih TLKM pada kuartal II-2019 akan membaik dan memberi kejutan positif kepada pelaku pasar.
Kejutan tersebut kemungkinan dapat muncul dari margin usaha yang lebih baik daripada prediksi, dan dinaikkannya prediksi pendapatan tahun ini oleh pelaku pasar.
"Prediksi laba setelah pajak [net profit after tax, NPAT] untuk kinerja 2019/2020 berporsi 10-11% di atas prediksi konsensus pelaku pasar, yang sudah kami faktorkan dalam angka prediksi EBITDA yang juga lebih tinggi," ujar analis Macquarie Sekuritas dalam riset tersebut, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (2/7/2019).
EBITDA adalah laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, tax, depreciation, and amortization), sehingga kerap digunakan pelaku pasar untuk menghitung kinerja organik perusahaan bersamaan dengan laba bersihnya.
Pada sesi I Selasa ini, harga saham BUMN tersebut masih menguat dan masih membentuk reli panjang sejak berada di level bawah pada 17 Mei, meskipun sudah berada di dekat target harga (TP) akumulatif pelaku pasar.
Harga pasar saham TLKM berada di Rp 4.240 siang ini, naik 0,47% setelah sempat bergerak di antara rentang Rp 4.220-Rp 4.250 per saham sejak perdagangan dibuka tadi pagi.
Berdasarkan rangkuman dari Refinitiv, level TP pelaku pasar atas saham Telkom memiliki median pada Rp 4.300/saham, di mana 7 analis menyematkan rekomendasi Strong Buy, 9 analis memberi rekomendasi Buy, dan 3 pelaku pasar lain memiliki rekomendasi Hold.
Dengan kondisi pasar tersebut, maka harga saham perseroan dengan TP kumulatif pasar hanya berselisih 1,65%, yang relatif rendah di pasar.
Sebagai pembanding, selisih harga pasar dengan rekomendasi konsensus analis emiten telekomunikasi lain seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) masih 17,5% untuk rentang harga pasar Rp 2.970/saham dan TP konstituen Rp 3.490/saham.
Meskipun demikian, selisih pesaing TLKM lain yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) masih berkebalikan dengan harga pasar Rp 2.830/saham dan TP Rp 2.200/saham sehingga harganya diprediksi turun oleh pelaku pasar.
Di sisi lain, PT Kresna Sekuritas dalam risetnya pada 3 Mei masih memperlihatkan adanya kekhawatiran terhadap kinerja TLKM.
Etta Rusdiana Putra, analis Kresna Sekuritas, masih menetapkan rekomendasi Hold dengan pertimbangan kinerja bisnis warisan (telepon dan pesan singkat/SMS) yang turun drastis sedangkan pendapatan dari bisnis data dapat gagal menutup penurunan SMS dan layanan suara tadi.
Selain itu, proyek serat fiber Palapa Ring dapat membuat kompetitor Telkomsel mendapatkan dorongan kuat di luar Pulau Jawa dan memicu potensi terjadinya perang harga.
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
Simak gosip seputar akuisisi Bhineka.com oleh Telkom
[Gambas:Video CNBC]
(irv/tas) Next Article Telkom (TLKM) Raup Laba Rp 16 T di Kuartal III-2022
Riset PT Macquarie Sekuritas Indonesia yang dirilis pada 28 Juni menunjukkan target harga (TP) saham Telkom yakni dikerek di level Rp 4.700/saham untuk periode 12 bulan ke depan. Katalisnya yakni naiknya harga paket data pada produk andalan anak usaha perseroan dalam 6 bulan pertama tahun ini.
TLKM merupakan induk operator ponsel nomor satu domestik yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Kejutan tersebut kemungkinan dapat muncul dari margin usaha yang lebih baik daripada prediksi, dan dinaikkannya prediksi pendapatan tahun ini oleh pelaku pasar.
EBITDA adalah laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, tax, depreciation, and amortization), sehingga kerap digunakan pelaku pasar untuk menghitung kinerja organik perusahaan bersamaan dengan laba bersihnya.
Pada sesi I Selasa ini, harga saham BUMN tersebut masih menguat dan masih membentuk reli panjang sejak berada di level bawah pada 17 Mei, meskipun sudah berada di dekat target harga (TP) akumulatif pelaku pasar.
Harga pasar saham TLKM berada di Rp 4.240 siang ini, naik 0,47% setelah sempat bergerak di antara rentang Rp 4.220-Rp 4.250 per saham sejak perdagangan dibuka tadi pagi.
Berdasarkan rangkuman dari Refinitiv, level TP pelaku pasar atas saham Telkom memiliki median pada Rp 4.300/saham, di mana 7 analis menyematkan rekomendasi Strong Buy, 9 analis memberi rekomendasi Buy, dan 3 pelaku pasar lain memiliki rekomendasi Hold.
Dengan kondisi pasar tersebut, maka harga saham perseroan dengan TP kumulatif pasar hanya berselisih 1,65%, yang relatif rendah di pasar.
Sebagai pembanding, selisih harga pasar dengan rekomendasi konsensus analis emiten telekomunikasi lain seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) masih 17,5% untuk rentang harga pasar Rp 2.970/saham dan TP konstituen Rp 3.490/saham.
Meskipun demikian, selisih pesaing TLKM lain yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) masih berkebalikan dengan harga pasar Rp 2.830/saham dan TP Rp 2.200/saham sehingga harganya diprediksi turun oleh pelaku pasar.
Di sisi lain, PT Kresna Sekuritas dalam risetnya pada 3 Mei masih memperlihatkan adanya kekhawatiran terhadap kinerja TLKM.
Etta Rusdiana Putra, analis Kresna Sekuritas, masih menetapkan rekomendasi Hold dengan pertimbangan kinerja bisnis warisan (telepon dan pesan singkat/SMS) yang turun drastis sedangkan pendapatan dari bisnis data dapat gagal menutup penurunan SMS dan layanan suara tadi.
Selain itu, proyek serat fiber Palapa Ring dapat membuat kompetitor Telkomsel mendapatkan dorongan kuat di luar Pulau Jawa dan memicu potensi terjadinya perang harga.
Rekomendasi | Jumlah Analis |
Strong Buy | 7 |
Buy | 9 |
Hold | 3 |
Sell | - |
Median Target Harga (Rp) | 4300 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
Simak gosip seputar akuisisi Bhineka.com oleh Telkom
[Gambas:Video CNBC]
(irv/tas) Next Article Telkom (TLKM) Raup Laba Rp 16 T di Kuartal III-2022
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular