
Mau Jualan Vape, Saham Erajaya Melesat 18%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
24 June 2019 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) pada perdagangan sesi I melaju kencang. Langkah perseroan menjual rokok elektronik atau vape tampaknya jadi perhatian investor.
Hingga perdagangan sesi I berakhir, harga saham dengan kode ERAA naik 18,08% ke level Rp 1.600/saham. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 142,69 juta saham senilai Rp 215,42 miliar.
Pada level harga Rp 1.600/saham, valuasi price to earning ratio (PER) saham ERAA berada pada level 27,12 kali. PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.
Erajaya dikabarkan mulai memasarkan produk rokok elektrik Juul, yang saat ini digemari para pengguna vape. Di Amerika Serikat (AS) 75% pengguna rokok elektrik mengunakan Juul.
APVI (Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia) telah mengkonfirmasi ERAA telah mendirikan anak perusahaan yang didedikasikan khusus untuk mendistribusikan Juul.
Meskipun perusahaan belum mengungkapkan banyak tentang jadwal peluncuran distribusi, melansir riset PT Trimegah Sekuritas Tbk mengutip salah satu media, bahwa ERAA akan mulai mendistribusikan Juul ke pengecer lain mulai Agustus 2019.
Juul resmi diluncurkan 2 tahun lalu. Bentuknya yang mungil seperti USB, membuatnya naik daun dan digandrungi anak muda di AS.
Rokok elektrik Juul ramai diperbincangkan publik. Berbagai akun media sosial bahkan membuat lelucon dan meme (lelucon bergambar) terkait rokok elektrik tersebut. Bahkan, unggahan di media sosial Twitter pun banyak membicarakan alternatif dari rokok konvensional ini.
Dari sisi kinerja keuangan, pada kuartal I-2019 kinerja Erajaya sebenarnya sangat mengecewakan. Hingga akhir Maret 2019 total pendapatan perusahaan anjlok 13,96% year-on-year (YoY) menjadi Rp 7,12 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan ERAA pada kuartal pertama tahun ini tersungkur karena bisnis utama perusahaan anjlok 20,23% secara tahunan.
Penjualan telepon selular dan tablet yang memiliki porsi 77,45% terhadap total penjualan hanya mencatatkan perolehan Rp 5,52 triliun dari sebelumnya Rp 6,92 triliun di kuartal I-2018.
Kinerja keuangan perusahaan semakin diperparah dengan melonjaknya beban keuangan yang naik hampir dua kali lipat. Beban keuangan perusahaan, di mana mayoritas berasal dari beban bunga, mencatatkan kenaikan 98,81% YoY menjadi Rp 100,44 miliar.
Selanjutnya, pos pemasukan lainnya seperti laba dari entitas asosiasi dan pendapatan lainnya juga membukukan penurunan masing-masing 19,94% dan 25,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Alhasil, ruang untuk menyokong pertumbuhan laba perusahaan tertekan, sehingga ERAA harus pasrah membukukan penurunan laba bersih hingga 73,88% secara tahunan menjadi Rp 56,54 miliar. Otomatis, margin bersih yang dicatatkan perusahaan juga semakin tipis, dimana hanya mencapai 0,79%.
Dengan kinerja keuangan yang terpuruk, wajar jika investor berbarengan mencatatkan aksi jual untuk emiten ERAA.
Pelaku pasar pasti cukup shock karena sepanjang tahun 2018 laba bersih perusahaan meroket 150,43% YoY menjadi Rp 850,09 miliar. Penurunan pada kinerja kuartal I-2019 merupakan indikasi awal bahwa performa keuangan perusahaan tahun ini tidak sebaik tahun lalu.
(hps/tas) Next Article Stock Split ERAA Disetujui, Harga Saham Bakal Jadi Berapa?
Hingga perdagangan sesi I berakhir, harga saham dengan kode ERAA naik 18,08% ke level Rp 1.600/saham. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 142,69 juta saham senilai Rp 215,42 miliar.
Pada level harga Rp 1.600/saham, valuasi price to earning ratio (PER) saham ERAA berada pada level 27,12 kali. PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.
Erajaya dikabarkan mulai memasarkan produk rokok elektrik Juul, yang saat ini digemari para pengguna vape. Di Amerika Serikat (AS) 75% pengguna rokok elektrik mengunakan Juul.
Meskipun perusahaan belum mengungkapkan banyak tentang jadwal peluncuran distribusi, melansir riset PT Trimegah Sekuritas Tbk mengutip salah satu media, bahwa ERAA akan mulai mendistribusikan Juul ke pengecer lain mulai Agustus 2019.
Juul resmi diluncurkan 2 tahun lalu. Bentuknya yang mungil seperti USB, membuatnya naik daun dan digandrungi anak muda di AS.
Rokok elektrik Juul ramai diperbincangkan publik. Berbagai akun media sosial bahkan membuat lelucon dan meme (lelucon bergambar) terkait rokok elektrik tersebut. Bahkan, unggahan di media sosial Twitter pun banyak membicarakan alternatif dari rokok konvensional ini.
Dari sisi kinerja keuangan, pada kuartal I-2019 kinerja Erajaya sebenarnya sangat mengecewakan. Hingga akhir Maret 2019 total pendapatan perusahaan anjlok 13,96% year-on-year (YoY) menjadi Rp 7,12 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan ERAA pada kuartal pertama tahun ini tersungkur karena bisnis utama perusahaan anjlok 20,23% secara tahunan.
Penjualan telepon selular dan tablet yang memiliki porsi 77,45% terhadap total penjualan hanya mencatatkan perolehan Rp 5,52 triliun dari sebelumnya Rp 6,92 triliun di kuartal I-2018.
Kinerja keuangan perusahaan semakin diperparah dengan melonjaknya beban keuangan yang naik hampir dua kali lipat. Beban keuangan perusahaan, di mana mayoritas berasal dari beban bunga, mencatatkan kenaikan 98,81% YoY menjadi Rp 100,44 miliar.
Selanjutnya, pos pemasukan lainnya seperti laba dari entitas asosiasi dan pendapatan lainnya juga membukukan penurunan masing-masing 19,94% dan 25,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Alhasil, ruang untuk menyokong pertumbuhan laba perusahaan tertekan, sehingga ERAA harus pasrah membukukan penurunan laba bersih hingga 73,88% secara tahunan menjadi Rp 56,54 miliar. Otomatis, margin bersih yang dicatatkan perusahaan juga semakin tipis, dimana hanya mencapai 0,79%.
Dengan kinerja keuangan yang terpuruk, wajar jika investor berbarengan mencatatkan aksi jual untuk emiten ERAA.
Pelaku pasar pasti cukup shock karena sepanjang tahun 2018 laba bersih perusahaan meroket 150,43% YoY menjadi Rp 850,09 miliar. Penurunan pada kinerja kuartal I-2019 merupakan indikasi awal bahwa performa keuangan perusahaan tahun ini tidak sebaik tahun lalu.
(hps/tas) Next Article Stock Split ERAA Disetujui, Harga Saham Bakal Jadi Berapa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular