
Loyo, Dolar Australia Tertahan di Level Terendah 2,5 Tahun
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 June 2019 19:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia masih tertahan di level terendah dua setengah tahun yang disentuh pada perdagangan Rabu (19/6/19) kemarin. Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), yang hampir pasti kembali memangkas suku bunga acuannya membuat dolar Australia loyo.
Pada hari ini Kamis (20/6/19) pukul 18:10 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 9.812,58 atau melemah tipis 0,03% di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv. Padahal di awal perdagangan Aussie sempat menguat ke area Rp 9.845,70.
Berbalik melemahnya dolar Australia terjadi setelah Gubernur RBA, Philip Lowe mengatakan pemotongan suku bunga baru-baru ini tidak akan cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi. Pernyataan tersebut mengkonfirmasi rilis notula rapat kebijakan moneter RBA pekan ini yang membuka peluang kembali memangkas suku bunga.
RBA pada 4 Juni lalu sudah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%, pemangkasan tersebut merupakan yang pertama sejak Agustus 2016.
Faktor yang sama membuat dolar Australia turun ke level terendah dua setengah tahun, atau tepatnya sejak Januari 2017 di kisaran Rp 9.774.38 pada perdagangan Rabu kemarin.
Sementara dari Indonesia, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan 6%, yang membuat spread bunga antara Indonesia dengan Australia semakin lebar jika RBA kembali memangkas suku bunga. Hal tersebut tentunya berdampak positif bagi rupiah.
Berikut tabel pergerakan dolar Australia melawan rupiah sepanjang bulan Juni di pasar spot mengutip data dari Refinitiv.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada hari ini Kamis (20/6/19) pukul 18:10 WIB, dolar Australia diperdagangkan di kisaran Rp 9.812,58 atau melemah tipis 0,03% di pasar spot, mengutip data dari Refinitiv. Padahal di awal perdagangan Aussie sempat menguat ke area Rp 9.845,70.
RBA pada 4 Juni lalu sudah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%, pemangkasan tersebut merupakan yang pertama sejak Agustus 2016.
Faktor yang sama membuat dolar Australia turun ke level terendah dua setengah tahun, atau tepatnya sejak Januari 2017 di kisaran Rp 9.774.38 pada perdagangan Rabu kemarin.
Sementara dari Indonesia, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan 6%, yang membuat spread bunga antara Indonesia dengan Australia semakin lebar jika RBA kembali memangkas suku bunga. Hal tersebut tentunya berdampak positif bagi rupiah.
Berikut tabel pergerakan dolar Australia melawan rupiah sepanjang bulan Juni di pasar spot mengutip data dari Refinitiv.
Tanggal | Kurs Terakhir | Perubahan |
6/3/2019 | 9954.75 | 0.55% |
6/4/2019 | 9974.73 | 0.20% |
6/5/2019 | 9944.76 | -0.30% |
6/6/2019 | 9956.18 | 0.11% |
6/7/2019 | 9986.15 | 0.30% |
6/10/2019 | 9917.37 | -0.69% |
6/11/2019 | 9907.56 | -0.10% |
6/12/2019 | 9858.54 | -0.49% |
6/13/2019 | 9868.31 | 0.10% |
6/14/2019 | 9840.7 | -0.28% |
6/17/2019 | 9818.92 | -0.22% |
6/18/2019 | 9846.43 | 0.28% |
6/19/2019 | 9815.75 | -0.31% |
6/20/2019 | 9812.56 | -0.03% |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular