Masih Kurang Nendang, Suku Bunga Australia Mau Turun Lagi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 June 2019 16:27
Pemotongan suku bunga baru-baru ini tidak akan cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi, kata Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe.
Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe (Foto: REUTERS/Jason Reed)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemotongan suku bunga baru-baru ini tidak akan cukup untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi, kata Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe, Kamis (20/6/2019).

Pernyataan tersebut menyulut spekulasi bahwa akan ada pelonggaran kebijakan moneter lagi yang dilakukan pada awal Juli mendatang.

Lowe mengatakan "tidak realistis" untuk berpikir bahwa pemotongan suku bunga terbaru sebesar seperempat poin menjadi 1,25% akan mampu menumbuhkan ekonomi. Ia meminta agar pemerintah membuat lebih banyak stimulus fiskal.

"Data terbaru yang mencakup PDB (produk domestik bruto) dan data pasar tenaga kerja, tidak menunjukkan kita tengah membuat terobosan ke dalam kapasitas cadangan ekonomi," kata Lowe, mengutip AFP.


Pertumbuhan ekonomi tahunan Australia telah melambat ke level terendah dalam dasawarsa, yaitu turun sebesar 1,8% di kuartal Maret, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 5,2% dari level terendah 4,9% di bulan Februari. Inflasi dan pertumbuhan upah juga lebih lemah dari yang diperkirakan sebelumnya.

Lowe mengatakan Australia dapat, dan seharusnya, mendorong angka pengangguran turun ke angka 4,5% dan pelonggaran kebijakan akan membantu mencapai tujuan itu.

Proyeksi investor bahwa Australia akan kembali memangkas suku bunganya naik menjadi 76% dari kurang dari 50%, sebelum Lowe menyampaikan pidatonya. Pertemuan kebijakan RBA berikutnya akan diadakan pada 2 Juli.

Masih Kurang Nendang, Suku Bunga Australia Mau Turun LagiFoto: Dolar Australia (REUTERS/Thomas White)

Suku bunga diperkirakan akan diturunkan menjadi 1% pada Agustus dan pelonggaran lebih lanjut menjadi 0,75% nampaknya akan dibuat pada akhir tahun.

RBA bukan satu-satunya bank sentral yang melakukan pelonggaran kebijakan. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa minggu ini juga nampaknya mengubah kebijakannya dan membuka kesempatan untuk menyuntikkan stimulus baru melalui kebijakan yang lebih dovish.

RBA kali terakhir menurunkan suku bunganya 25 basis poin menjadi 1,25% awal Juni lalu. Suku bunga ini adalah yang terendah dalam sejarah dan pemangkasan pertama dalam tiga tahun terakhir.


Penurunan suku bunga ini dilakukan untuk menekan angka pengangguran yang terus meningkat, upah rendah, dan penurunan sektor properti, hingga inflasi yang rendah di bawah target.

"Dewan bank sentral mengambil langkah ini untuk mendukung pertumbuhan lapangan kerja dan mendorong kepercayaan pelaku ekonomi bahwa inflasi akan terus konsisten dengan target jangka menengah," kata Lowe, dalam pernyataannya bulan lalu seperti dilansir dari CNBC International.
(prm) Next Article Ekonomi Lesu, Australia Pangkas Bunga Acuan ke Angka Terendah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular