Sudah 4 Kali Kerek Suku Bunga, RBA Masih Belum "Puas"

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 August 2022 11:20
Philip Lowe/ September 22, 2016/ REUTERS/Jason Reed
Foto: REUTERS/Jason Reed

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) mengindikasikan akan kembali menaikkan suku bunga, tersirat dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Agustus. RBA sejauh ini sudah menaikkan suku bunga 4 bulan beruntun, dan 3 kali mengejutkan pasar dengan kenaikan lebih tinggi dari ekspektasi.

Di awal bulan ini RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 1,85%, yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Kenaikan suku bunga dalam 4 bulan beruntun menjadi yang paling agresif sejak awal 1990.

Kenaikan tersebut sesuai ekspektasi, tetapi sebelumnya sempat beredar spekulasi akan ada kenaikan 75 basis poin akibat tingginya inflasi.

Dalam rilis notula rapat kebijakan moneter hari ini, anggota dewan RBA melihat suku bunga masih akan terus dinaikkan karena inflasi masih jauh di atas target dan pasar tenaga kerja yang kuat dengan tingkat pengangguran 3,5% terendah dalam 48 tahun terakhir.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Australia diperkirakan masih akan terus menanjak dan mencapai puncaknya sebesar 7,75% pada kuartal IV-2022, dari kuartal II-2022 sebesar 6,1% yang merupakan level tertinggi dalam 21 tahun terakhir. Inflasi diperkirakan baru akan mencapai target RBA 2% - 3% pada akhir 2024.

Dalam notula juga terungkap anggota dewan melihat untuk menurunkan inflasi, suku bunga di akhir tahun bisa berada di kisaran 3%.

Sementara itu pasar melihat suku bunga RBA di akhir tahun akan berada di kisaran 3,5%.

Semakin tinggi suku bunga, maka beban warga Australia akan semakin besar. Menteri Keuangan Australia, Jim Chalmers, saat RBA menaikkan suku bunga awal bulan ini bahkan mengatakan kenaikan tersebut membuat hidup warga Australia jadi susah.

Chalmers mengakui kenaikan suku bunga akan memberatkan bagi warga Australia yang memiliki Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Dilaporkan, warga Australia yang memiliki nilai KPR AU$ 620.000, maka cicilannya akan naik sebesar AU$ 560. Cicilan tersebut tentunya akan semakin tinggi jika suku bunga terus naik.

"Kenaikan suku bunga tidak mengejutkan siapa pun, tetapi kami tetap melihat rumah tangga harus mengambil keputusan yang sulit untuk bisa menyeimbangkan anggaran rumah tangga. Apalagi saat ini sudah ada tekanan dari tingginya harga bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya," kata Chalmers.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mirip Gaya The Fed, RBA Sabar Dulu Agresif Kemudian?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular