
Saham Properti Milik Bentjok Amblas 10%, Asing Malah Masuk
tahir saleh, CNBC Indonesia
20 June 2019 11:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan properti milik pengusaha Benny Tjokrosaputro (Bentjok) PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) memimpin deretan saham-saham yang terkoreksi (top losers) pada perdagangan Kamis ini (20/6/2019) setelah amblas hingga 10% jelang sesi I berakhir.
Namun data perdagangan pada pukul 11.44 WIB menunjukkan, saham ARMY mulai berkurang pelemahannya menjadi 8,80% di level Rp 228/saham, dengan nilai transaksi Rp 135,85 miliar dan volume perdagangan 721,34 juta saham. Secara tahun berjalan atau year to date, saham ARMY amblas 27%.
Anomalinya, asing malah masuk Rp 85 juta di pasar reguler dan secara year to date asing belanja hingga 840 juta atas saham ARMY.
Perseroan dijadwalkan menggelar paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis 20 Juni ini. Agenda RUPST pada umum persetujuan laporan keuangan dan berkaitan dengan penggunaan laba bersih perusahaan.
Hingga kuartal I-2019, pendapatan ARMY turun menjadi Rp 68,91 miliar dari periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 83,51 miliar. Laba bersih juga turun menjadi Rp 22,38 miliar dari sebelumnya Rp 25,16 miliar.
Penjualan ditopang oleh penjualan rumah sebesar Rp 39,8 miliar, amblas dari kuartal I-2018 sebesar Rp 63,24 miliar dan penjualan tanah naik menjadi Rp 29,10 miliar dari sebelumnya Rp 20,27 miliar.
Sejak didirikan pada tahun 1994, situs resmi Armidian mencatat, perseroan berkomitmen untuk mengembangkan kawasan Maja sebagai kota baru guna menyokong pertumbuhan kawasan urban Jakarta.
Perseroan merupakan salah satu perusahaan swasta yang berkontribusi dalam rencana pembangunan Kota Kekerabatan Maja yang ditunda pada tahun 1998 akibat krisis moneter.
"Krisis moneter tersebut tidak menyurutkan niat perseroan untuk terus mengembangkan kawasan Maja, dan oleh karena itu perseroan secara bertahap terus melakukan pembebasan dan pengakumulasian tanah untuk areal pengembangan sehingga sampai pada saat ini telah berhasil memiliki seluas kurang lebih 490 hektare," tulis manajemen ARMY.
Pada tahun 2013, perseroan bersama dengan induk usaha perseroan, PT Mandiri Mega Jaya telah menandatangani perjanjian kerja sama operasi dengan grup Ciputra untuk memulai pengembangan proyek kota mandiri yang diberi nama Citra Maja Raya.
Hingga kuartal I-2019, saham perseroan dipegang oleh PT Mandiri Mega Jaya 46,68%, Retail Development Group Ltd 5,05%, Benny Tjokrosaputro 10,30%, dan publik 37,96%.
(tas/dob) Next Article Manajemen Hanson: Belum Pernah Ada yang Gagal Bayar
Namun data perdagangan pada pukul 11.44 WIB menunjukkan, saham ARMY mulai berkurang pelemahannya menjadi 8,80% di level Rp 228/saham, dengan nilai transaksi Rp 135,85 miliar dan volume perdagangan 721,34 juta saham. Secara tahun berjalan atau year to date, saham ARMY amblas 27%.
Anomalinya, asing malah masuk Rp 85 juta di pasar reguler dan secara year to date asing belanja hingga 840 juta atas saham ARMY.
Hingga kuartal I-2019, pendapatan ARMY turun menjadi Rp 68,91 miliar dari periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 83,51 miliar. Laba bersih juga turun menjadi Rp 22,38 miliar dari sebelumnya Rp 25,16 miliar.
Penjualan ditopang oleh penjualan rumah sebesar Rp 39,8 miliar, amblas dari kuartal I-2018 sebesar Rp 63,24 miliar dan penjualan tanah naik menjadi Rp 29,10 miliar dari sebelumnya Rp 20,27 miliar.
Sejak didirikan pada tahun 1994, situs resmi Armidian mencatat, perseroan berkomitmen untuk mengembangkan kawasan Maja sebagai kota baru guna menyokong pertumbuhan kawasan urban Jakarta.
Perseroan merupakan salah satu perusahaan swasta yang berkontribusi dalam rencana pembangunan Kota Kekerabatan Maja yang ditunda pada tahun 1998 akibat krisis moneter.
"Krisis moneter tersebut tidak menyurutkan niat perseroan untuk terus mengembangkan kawasan Maja, dan oleh karena itu perseroan secara bertahap terus melakukan pembebasan dan pengakumulasian tanah untuk areal pengembangan sehingga sampai pada saat ini telah berhasil memiliki seluas kurang lebih 490 hektare," tulis manajemen ARMY.
Pada tahun 2013, perseroan bersama dengan induk usaha perseroan, PT Mandiri Mega Jaya telah menandatangani perjanjian kerja sama operasi dengan grup Ciputra untuk memulai pengembangan proyek kota mandiri yang diberi nama Citra Maja Raya.
Hingga kuartal I-2019, saham perseroan dipegang oleh PT Mandiri Mega Jaya 46,68%, Retail Development Group Ltd 5,05%, Benny Tjokrosaputro 10,30%, dan publik 37,96%.
(tas/dob) Next Article Manajemen Hanson: Belum Pernah Ada yang Gagal Bayar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular